REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Calon presiden dari Partai Hanura Wiranto mengaku rajin turun ke lapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat kelas bawah. Tidak heran, ia berkali-kali menyamar menjadi kuli pasar, kernet bus, dan orang cacat untuk bisa berinteraksi dengan rakyat kecil.
Dari aktivitasnya itu, Wiranto bisa merasakan betapa susahnya hidup sebagai rakyat kecil. Dengan begitu, apabila terpilih menjadi presiden, ia bisa langsung peduli dengan keinginan rakyat kelas bawah.
"Menyamar itu karena Pak Wiranto bukan lagi cari uang, tapi ingin merasakan dan mengetahui sakitnya, deritanya, sulitnya mencari uang bagi mereka," kata Wiranto saat berorasi di depan ribuan kader yang memadati Lapangan Kompyang Sujana, Jalan Gunung Agung, Denpasar, Bali, Kamis (27/3).
Menurut dia, Hanura adalah gerakan untuk memperbaiki akhlak dan moral bangsa. Dia merasa miris dengan nasib bangsa ini yang dari waktu ke waktu semakin terpuruk.
Karena itu, kehadiran Hanura di tengah-tengah rakyat dimaksudkan untuk menghancurkan sistem perkoncoan, perkeluargaan, dan perselingkuhan yang merugikan negara dan Tanah Air.
"Rakyat butuh keadilan dan kesejahteraan. Hanura bukan partai main-main, bukan sekadar merebut kekuasan, tapi ingin membangun bangsa ini agar disegani bangsa lain," ujar mantan panglima TNI itu.