Home >> >>
Pesawat Delay 'Ganggu' Kampanye Kandidat Capres Anis Matta
Ahad , 30 Mar 2014, 19:11 WIB
Prayogi
Tiga kandidat capres PKS, Presiden PKS Anis Matta (tengah),Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kiri) dan Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anis Matta melakukan orasi via sambungan telepon kepada simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berada di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini terpaksa dilakukan oleh Presiden PKS itu karena jadwal kampanye yang telah terjadwal dihadirinya malah berantakan. Pasalnya, penerbangan pesawat yang digunakan Anis untuk menuju Mataram dari Surabaya mengalami penundaan.

"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada simpatisan di Mataram yang telah hadir, saya percaya saudara semua tetap semangat mengantar PKS memimpin bangsa ini," kata dia saat melakukan sambungan telepon di Bandara Juanda, Suarabaya Ahad (30/3).

Anis kemudian mengajak simpatisan PKS di ujung telepon untuk memanjatkan doa. Dia mengatakan, kisah PKS bak perjalanan Nabi Yusuf As menuju Istana.

Nabi Yusuf yang terjerembab ke dalam sumur mampu bangkit hingga akhirnya duduk di istana sebagai pemimpin bangsanya. "Ya Alloh, takdirkan kami untuk maju memimpin Indonesia. Amin, Insya Alloh kita bisa," ujar dia dalam doanya bersama simpatisan PKS Mataram di ujung telepon.

Anis dan segenap petinggi PKS batal mengunjungi Mataram dengan penerbangan yang awalnya dijadwalkan pukul 13.00 WIB. Namun penerbangan pesawat Wings yang harusnya ia tunggangi molor hingga 2 jam. Alhasil, keberangkatan petinggi PKS beserta Anis ke Mataram pun dibatalkan.

"Ada masa Fahri Hamzah (Wasekjen PKS) di sana, juga ada istri saya dan pimpinan daerah PKS yang tetap meramaikan kampanye akbar kami di NTB, mudah-mudahan semangat mereka tetap besar meski tanpa kehadiran kami (para petinggi PKS)," kata dia yang saat itu didampingi Sekjen PKS Taufik Ridho.

Redaktur : Julkifli Marbun
Reporter : Gilang Akbar Prambadi
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar