REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Ribuan kader dan simpatisan PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, kecewa dan marah-marah setelah calon presiden mereka, Joko Widodo atau Jokowi batal hadir dalam acara pembekalan saksi di markas DPC PDIP Trenggalek, Senin.
Massa yang telah menunggu selama delapan jam lebih itu sontak meninggalkan lokasi pembekalan saksi sambil membanting meja-kursi saat Ketua DPC PDIP Trenggalek, Mulyadi WR menginformasikan pembatalan rencana kedatangan Jokowi, karena mendapat panggilan khusus dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Pak Jokowi harus segera ke Solo, dan terbang kembali ke Jakarta karena dipanggil Ibu Megawati, malam ini juga," ujar Mulyadi memberi tahu massa yang telah jenuh menunggu dari depan panggung.
Suara Mulyadi yang juga menjabat sebagai Bupati Trenggalek, sayup tenggelam oleh suara riuh massa PDIP yang mulai menggerutu dan marah-marah.
Ia segera menghentikan pernyataannya saat beberapa kader PDIP dari Kecamatan Watulimo melabrak mantan Asisten III Pemprov Jatim tersebut dan memprotes simpang-siur kedatangan Jokowi oleh panitia (pengurus DPC PDIP Trenggalek).
"PDIP pembohong, PDIP pembohong, PDIP pembohong," teriak salah seorang kader dari tengah kursi pengunjung berulang-ulang sembari berjalan melenggang pergi meninggalkan lokasi acara.
Cetusan bernada ketus juga sahut-menyahut disuarakan massa PDIP lain yang kecewa. Mereka bahkan spontan menyatakan akan memilih "golput" (tidak memilih/menggunakan hak suara) lantaran merasa dibohongi oleh panitia.
"Jelas saja kami kecewa karena warga telah menunggu sedari pagi hingga sore tapi yang ditunggu malah tidak datang. Katanya tadi sudah dalam perjalanan ke Trenggalek, nyatanya malah balik-kucing (pulang)," kecam Surani, penanggung jawab massa dari Kecamatan Watulimo.
Ia mengaku datang berombongan dari kawasan pesisir Trenggalek bagian timur dengan menggunakan delapan mobil Elf dan puluhan kendaraan bermotor, sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB dan sampai di markas kandang banteng DPC PDIP Trenggalek sekitar pukul 07.30 WIB.
Namun lacur, Jokowi yang sedianya dijadwalkan tiba dan memberi pembekalan 1.650-an saksi pukul 08.00 WIB dikabarkan panitia molor karena rute safari politik berubah.
Jokowi yang semula dijadwalkan berangkat dari Kota Batu, Malang langsung menuju Trenggalek, Ponorogo dan Pacitan mengubah rute dengan terlebih dahulu menyambangi Kabupaten Ngawi dan Magetan.
Saat itu, Mulyadi mengaku telah mendapat kabar perubahan dan kemungkinan pembatalan rencana kunjungan ke Trenggalek. Namun Mulyadi dan sejumlah jajaran elit PDIP mencoba melobi agar agenda Jokowi ke Trenggalek tidak dibatalkan.
Siang harinya, aku Mulyadi kepada wartawan maupun kader PDIP, Jokowi berkenan menerima lobby politiknya dan berjanji untuk menyempatkan waktu menemui massa PDIP Trenggalek setelah dari Ponorogo.
Sayangnya, janji itu akhirnya tak bisa dipenuhi. Jokowi yang baru tiba di Ponorogo sekitar pukul 14.30 WIB mengkonfirmasi pembatalan kunjungannya ke Trenggalek di hadapan massa DPIP Ponorogo dengan alasan waktu yang terbatas dan harus melanjutkan perjalanan ke Pacitan.
Perubahan skenario kunjungan Jokowi ini sempat membuat Mulyadi dan sejumlah pengurus DPC PDIP Trenggalek panik karena terlanjur mengkonfirmasi bahwa Gubernur DKI Jakarta yang diusung sebagai capres PDIP tersebut sudah dalam perjalanan menuju Trenggalek, dengan maksud meredam emosi massa yang mulai kegerahan menunggu berjam-jam.
"Seperti ini harusnya tidak terjadi, menunggu berjam-jam dengan kondisi massa kelaparan tidak diberi jatam makan (konsumsi). Kalau tidak bisa ya harusnya dari tadi bilang tidak akan datang, bukan malah membohongi kader sendiri," kata Surani dan sejumlah simpatisan PDIP lainnya.