REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden dari Partai Gerindra Letjen (purn) Prabowo Subianto mengatakan keuangan negara saat ini dikelola dengan cara kurang efisien sehingga menyebabkan kebocoran dan mengurangi pendapatan negara.
"Total kebocoran anggaran negara saat ini adalah Rp1.160 Triliun dengan rincian Rp360 Triliun kehilangan potensi pajak, Rp500 Triliun kebocoran anggaran negara dan Rp300 triliun anggaran negara untuk subsidi," kata Prabowo, Rabu, dalam orasinya yang disampaikan di depan guru-guru besar emeritus dan cendekiawan yang mendukung pencapresannya.
Menurut Prabowo masalah inefisiensi keuangan negara adalah masalah manajemen dan pengelolaan. "Kunci kebangkitan bangsa adalah hentikan kebocoran keuangan negara, rubah sistem jangan lagi kekayaan kita mengalir ke luar negeri. Bayangkan Indonesia akan punya devisa Rp1000 Trilun, banyak yang bisa kita lakukan," katanya.
Sebanyak 300 guru besar emeritus/ non PNS dan 200 cendekiawan seluruh Indonesia pada Rabu mendeklarasikan dukungannya terhadap Letjen (Purn) Prabowo Subianto sebagai calon presiden dari partai Gerindra.
"Kami memahami Indonesia berada dalam suatu keprihatinan di mana ada jurang antara apa yang harusnya kita bisa capai dengan kenyataan yang ada," kata salah satu deklarator mantan Rektor Universitas Padjajaran Bandung. Prof, Dr. Yuyun Wirasasmita.
Yuyun menambahkan Indonesia memiliki sumber daya alam yang besar tapi masih terjebak menjadi negara berpenghasilan menengah.
Menurut Yuyun Indonesia butuh kepemimpinan yang inovatif dan kreatif, memiliki keyakinan akan ideologi Pancasila, yang dapat terus memelihara Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Untuk itu kami mendukung Prabowo sebagai calon presiden Indonesia," katanya.
Deklarator dalam penyampaian aspirasi dan dukungan kepada Prabowo Subianto antara lain mantan Rektor Universitas Padjajaran Bandung. Prof, Dr. Yuyun Wirasasmita, mantan Ketua Forum Rektor periode 2013 Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin, Dr. Marwah Daud Ibrahim, Rektor Universitas Hamka Prof. Dr. Suyatno.
Kemudian mantan Rektor Unisba Prof. Dr. Endang Saefullah, Guru Besar Universitas Widiyatama Prof. Dr. Karhi Nisjar Sardjudin, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hidayat Salim, Guru Besar Emeritus UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Ahmad Sutarmadi, mantan Rektor Universitas Haluleo Kendari Prof.
Dr. Ir. Mahmud Hamundu, Guru Besar Universitas Padjajaran Bandung Prof. Dr. Taty Yusron dan Guru Besar Universitas Pancasila Prof. Ir. Antonius Anton.