REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan wakil presiden Jusuf Kalla dinilai tidak ideal jika dipasangkan dalam pemilihan presiden 9 Juli 2014. Selain beda usia dan jam terbang, karakter Jokowi dan Jusuf Kalla jauh berbeda.
"Menurut kami, Jokowi dan Jusuf Kalla jika dipasangkan kurang ideal. Jokowi punya karakter lembut dan tidak pernah marah, sedangkan JK yang memiliki keputusan tegas," kata Direktur Eksekutif IndoStrategi, Andar Nurbowo saat menyampaikan pendapatnya pada diskusi Menakar Capres-Cawapres Jawa-Luar Jawa di Hotel Atlit Century Senayan, Jakarta Ahad (13/4).
Menurut Andar, jika mereka berdua tetap dipasangkan, maka kinerja pemerintahan akan tergangguseperti pada jaman SBY-JK yang disebut dua matahari kembar. "Sungkan nyuruh-nyuruh orang tua apalagi yang sudah berpengalaman," katanya.
Namun Andar berpendapat lain, saat Jokowi dipasangkan dengan Akbar Tandjung. Menurut Andar, akan tercipta kinerja pemerintahan yang seimbang.
"Meskipun batak, tapi Akbar kejawaan. Akbar yang memiliki sifat mendidik dan ngemong. Dengan itu kita bisa menyarankan Jokowi mengambil Akbar akan lebih baik. Daripada berpasangan Jokowi dengan Jusuf Kalla," katanya.