Home >> >>
Lembaga Survei Sarankan Akbar Dampingi Jokowi
Ahad , 13 Apr 2014, 17:23 WIB
old app
akbar tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Strategi Andar Nubowo menilai di antara politikus senior Partai Golkar Akbar Tandjung lebih tepat mendampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014.

"Akbar Tandjung meskipun berasal dari luar Jawa, memiliki kepribadian yang lembut seperti orang Jawa," kata Andar Nubowo pada diskusi "Menakar Capres-Cawapres Jawa-Luar Jawa 2014" di Jakarta, Ahad.

Menurut Andar, Akbar Tandjung yang memiliki latar belakang sebagai politikus murni sehingga lebih memahami peta politik nasional dan karakter yang lembut. Maka, pasangan Jokowi-Akbar akan berjalan lancar dan "smooth".

Akbar yang pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Ketua Umum DPP Partai Golkar, serta menduduki jabatan menteri di kabinet, kata dia, memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat.

"Pak Akbar memiliki Islam 'credential', yakni mampu membawa gerbong nasionalis dan massa Islam untuk mendukung pasangannya," kata pimpinan lembaga survei dan konsultan politik ini.

Meskipun Akbar berusia lebih tua daripada Jokowi, menurut Andar, dengan pengalaman di politik dan karakter yang lebih seperti orang Jawa, diyakini akan tahu diri pada posisinya sebagai calon wakil presiden.

Akbar, kata dia, juga dikenal sebagai tokoh pluralis kelompok Cipayung, berhasil mempersatukan sejumlah organisasi kemahasiswaan yang memiliki platform berbeda-beda, yakni HMI, GMNI, PMKRI, GMKI, dan PMII) dan jejaring sosial politik yang kuat sehingga relatif diterima semua golongan masyarakat.

Sebaliknya, kata dia, jika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla dan terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, Andar mengkhawatirkan akan terjadi "matahari kembar" karena Jusuf Kalla sebagai wakil presiden akan bertindak sebagai "the real president".

Hal ini, kata dia, sudah diperlihatkan Jusuf Kalla ketika menjadi wakil presiden yang berpasangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada periode 2004--2009.

Oleh karena itu, kata dia, pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mengajak tokoh lainnya, yakni Boediono, untuk menjadi wakil presiden.

Pada kesempatan tersebut, Andar juga merujuk hasil survei yang dilakukan Freedom Foundation pada tanggal 31 Maret hingga 7 April 2014 dengan mewawancarai 1.090 responden di seluruh Indonesia.

Hasil survei itu menyimpulkan jika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla dipilih responden sebanyak 40,6 persen, sedangkan jika Jokowi berpasangan dengan Akbar Tandjung dipilih sebanyak 34,1 persen.
 

Redaktur : Julkifli Marbun
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar