Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat merupakan sarana rekruitmen calon presiden yang benar dan merupakan pendidikan politik yang baik bagi rakyat. Oleh karena itu, proses konvensi ini harus dilanjutkan. Konvensi seperti yang dilakukan oleh Partai Demokrat ini, seharusnya dilakukan oleh semua partai politik di periode-periode pemilu yang akan datang. "Apabila semua partai melakukan proses ini, maka yang diuntungkan adalah rakyat, karena rakyat akan mendapatkan Presiden yang berkualitas," ungkap Lukman, dalam siaran persnya, Kamis (17/4).
Jika Partai Demokrat menghentikan proses konvensi di tengah jalan, menurut Lukman hal tersebut akan menjadi preseden buruk bagi perkembangan demokrasi di Indonesia, tidak hanya menjadi preseden buruk bagi Partai Demokrat. Proses konvensi calon Presiden Partai Demokrat, yang merupakan cara yang benar dalam rekruitmen calon presiden tidak akan menjadi rujukan bagi partai-partai lain dalam merekrut calon presiden di masa yang akan datang.
Hasil perhitungan suara pemilu legislatif oleh beberapa lembaga survei yang menempatkan Partai Demokrat di posisi empat dengan perolehan suara di kisaran 9 – 10 persen, membuat beberapa peserta konvensi menyerah. Dalam pemberitaan di media, Dahlan Iskan menyatakan konvensi sudah tidak relevan, sedangkan Marzuki Ali meminta konvensi dihentikan.
“Dahlan dan Marzuki sebaiknya dicoret saja, konvensi dilanjutkan, apapun hasilnya. Dengan perolehan suara di kisaran 9 – 10 persen, peluang Partai Demokrat untuk memajukan capres masih terbuka. Jika konvensi menghasilkan figur yang menjanjikan dan Partai Demokrat bisa meyakinkan partai lain untuk berkoalisi, maka koalisi Partai Demokrat dan partai lain bisa memajukan pasangan capres – cawapres. Peluang untuk mengulang kesuksesan pada pemilu presiden 2004 juga terbuka," ungkapnya.