Home >> >>
Koalisi Partai Islam Perlu Figur Bersama
Kamis , 24 Apr 2014, 14:48 WIB
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Firman Noor mengatakan koalisi partai Islam bisa terjadi apabila ada figur yang bisa diusung dan mempersatukan perbedaan yang ada di antara partai Islam.

"Ini adalah pekerjaan rumah bagi umat Islam Indonesia apabila menginginkan adanya koalisi partai Islam. Sejauh ini belum ada figur yang mempersatukan, apalagi untuk diusung menjadi calon presiden," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Kamis (24/4).

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu mengatakan pada 1999 terdapat beberapa figur yang bisa mempersatukan partai-partai Islam untuk berkoalisi dalam poros tengah, yaitu Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Amien Rais.

Namun, koalisi dalam poros tengah itu tampaknya membuat beberapa partai politik kecewa. PKB, misalnya, kecewa karena Gud Dur justru dimundurkan oleh MPR yang diketuai Amien Rais.

"Ada beban psikologis yang didasari pengalaman sakit hati di masa lalu yang membuat partai Islam belum bisa berkoalisi. Selain itu, di internal partai pun ada faksi-faksi yang mungkin menerima koalisi Islam ada pula yang lebih pragmatis, sehingga tidak memandang koalisi Islam perlu," tuturnya.

Beberapa figur yang ada, kata Firman, juga tidak bisa disebut sebagai figur partai Islam sepenuhnya. Jusuf Kalla, misalnya, meskipun merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), tetapi juga pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar yang nasionalis.

"Mungkin Mahfud MD bisa kalau dipaksakan. Namun, dia yang seorang Gusdurian sepertinya berpandangan pluralis," ujarnya.

Hasil hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga dalam Pemilihan Legislatif menunjukkan bahwa apabila partai-partai Islam berkoalisi bisa mengusung calon presiden sendiri.

Hasil hitung cepat Radio Republik Indonesia bekerja sama dengan LKBN Antara menyebutkan PKB meraih suara 9,43 persen, PAN 7,61 persen, PKS 6,61 persen, PPP 6,52 persen dan PBB 1,60 persen.

Bila seluruh partai Islam bersatu dan berkoalisi maka akan mendapat perolehan suara 31,77 persen, melebihi persyaratan untuk mengusung calon presiden yaitu 25 persen suara nasional.

Redaktur : Muhammad Hafil
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar