REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah memasuki tahap finalisasi penentuan calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo (Jokowi). Sudah ada dua nama yang berpotensi besar dipilih oleh Megawati dan Jokowi untuk menjadi cawapres.
"Pak Jusuf Kalla dan Pak Ryamizard Ryacudu," kata Ketua DPP PDIP, Rokhmin Dahuri saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (24/4).
Nama Jusuf Kalla (JK) dan Ryamizard menjadi pertimbangan karena dianggap memiliki kelebihan dalam dua hal. Pertama bisa memberikan tambahan elektoral bagi Jokowi di pilpres 2014. Kedua, relatif bisa diajak bekerja sama di pemerintahan.
Rokhmin mengatakan JK bisa menjadi magnet elektoral PDIP di kalangan pemilih muslim dan masyarakat di Indonesia bagian timur. Selama ini JK juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi keislaman seperti ICMI, Nahdlatul Ulama, KAHMI dan Dewan Masjid Seluruh Indonesia.
Di bidang pemerintahan JK juga sudah kaya pengalaman. Rokhmin mengatakan JK tipikal pemimpin yang cepat mengambil keputusan dan menguasai persoalan ekonomi. Dia percaya kelebihan yang dimiliki JK bisa menjawab tantangan pemerataan ekonomi yang dihadapi Bangsa Indonesia.
"Di bidang pemerintahan orang merindukan beliau. Bangsa ini sudah letih dengan ketimpangan," kata Rokhmin.
Bagaimana dengan Ryamizard? Nama Ryamizard masuk dalam radar akhir cawapres PDIP lantaran ketegasan dan nasionalismenya selama menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD). Dia juga dikenal sebagai loyalis Megawati dan soekarnois.
Dalam konteks tersebuti, kata Rokhmin, banyak pengurus DPP PDIP berpandangan sosok Ryamizard bisa meningkatkan wibawa Indonesia di dunia internasional. Tapi di sisi lain, imbuh Rokhmin, ada juga pengurus DPP PDIP yang berpandangan bahwa kewibawaan tidak mesti lahir dari ketegasan dan kekuatan, tapi cukup lewat konsistensi menjalankan kebijakan.
Jokowi misalnya, meski berperawakan kurus dan berpenampilan sederhana tapi tetap tampak berwibawa karena konsisten menerapkan kebijakan. "Bisa tepat memberi penghargaan dan hukuman," ujar Rokhmin.