Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (kanan) serta Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan tertutup di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (16/4). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Partai NasDem tidak mensyaratkan secara resmi nama Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden dalam membangun kesepakatan koalisi dengan PDI Perjuangan.
"Dalam kesepakatan koalisi antara Partai NesDem dan PDI Perjuangan tidak ada tertulis nama Pak Jusuf Kalla menjadi persyaratan untuk diusung sebagai cawapres," kata Ketua DPP Partai NesDem, Zulfan Lindan, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, komunikasi antara Partai NesDem dan PDI Perjuangan dalam membangun kesepakatan koalisi adalah ingin bersama-sama membangun bangsa dan negara yang berpihak kepada rakyat.
Dalam kesepakatan koalisi, kata dia, Partai NasDem tidak mensyaratkan nama siapapun sebagai cawapres, karena komitmennya ingin membangun bangsa dan negara."Jika Partai NasDem mengajukan syarat cawapres, tentunya akan mengajukan nama ketua umumnya, Pak Surya Paloh, sebagai cawapres," katanya.
Ia menambahkan, koalisi PDI Perjuangan dan Partai NasDem, masih terbuka peluang bagi figur cawapres yang memiliki kapab ilitas, kredibilitas, dan integritas tinggi.
Caleg Partai NasDem untuk DPR RI dari daerah pemilihan Aceh II ini menambahkan, penetuan figur cawapres untuk mendampingi Joko Widodo atau Jokowi merupakan kewenangan PDI Perjuangan."Namun sebagai usulan dan masukan, bisa saja mengusulkan beberapa nama yang layak untuk diusulkanm" katanya.
Zulfan melihat, dari beberapa nama tokoh yang sering tampil di media massa, ada beberapa nama yang layak diusulkan sebagai cawapres untuk Jokowi, yakni pakar ekonomi Rizal Ramli, Ketua KPK Abraham Samad, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jumly Ashsiddiqie.
Ia menjelaskan, Jokowi yang memiliki pengalaman birokrasi sebagai wali kota dan gubernur perlu didampingi wakilnya yang memiliki pengalaman dan wawasan di bidang ekonomi atau hukum."Tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah membangun ekonomi dan menegakkan supremasi hukum," katanya.
Zulfan yang menilai, Rizal Ramli yang cukup dekat dengan almarhum KH Abdurahman Wahid dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri lebih memiliki kesamaan konsep dan program jika dipilih untuk mendampingi Jokowi.