Home >> >>
Capres Konvensi Demokrat Harus Punya Platform
Jumat , 25 Apr 2014, 20:42 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
Syarief Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, CIKEAS -- Ketua Dewan Harian, Partai Demokrat, Syarief Hasan mengatakan pertemuan bersama ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono hari ini membicarakan persiapan acara debat konvensi Calon Presiden (Capres) Demokrat, Ahad (27/4). Capres dari konvensi Demokrat harus betul-betul mempunyai platform membangun bangsa 5 tahun ke depan. 

"Kita inginkan agar capres dari konvensi itu betul-betul punya platform bagaimana membangun bangsa 5 tahun ke depan," ujar Syarief Hasan kepada wartawan seusai pertemuan tertutup dengan SBY dan peserta Capres Konvensi di puri Cikeas, Bogor, Jumat (25/4).

Selain itu, Ia menuturkan pertemuan tersebut juga membahas menyangkut masalah debat. Debat tetap menghadirkan 11 peserta capres konvensi Demokrat. "Acara konvensi dimulai 10 pagi," katanya. 

Ia mempersilahkan para calon peserta konvensi untuk mengkomunikasikan dengan masyarakat bagaimana membangun masa depan. 

Syarief menambahkan pertemuan tersebut tidak menggunakan jam waktu presiden. Karena, pihaknya memulai acara bukan pukul 15.00, akan tetapi pukul 17.00. 

Saat ditanya seputar wacana capres poros baru dalam pertemuan tersebut. Syarief mengatakan belum membicarakan itu. "Ini khusus persiapan konvensi," katanya.

Ia menuturkan SBY sendiri dan partai Demokrat belum memutuskan apapun terkait poros baru. Ia pun mengaku masih banyak pilihan saat diberikan pertanyaan berminat berkoalisi dengan PPP. "Kesulitan 10 persen itu tidak sulit dan tetapi semuanya," katanya. 

Saat ditanyai menyangkut SBY menjadi Cawapres, Syarief mengatakan hal itu tidak mungkin. Namun, ia berterimakasih jika ada yang berbicara demikian. 

Ia menambahkan, besok akan ada pertemuan 33 DPD Demokrat. Salah satu dalam menjalankan roda organisasi partai, SBY selalu sharing atau bottom up. Bukan top down. "Jadi ketum ingin mendengarkan pandangan ketua DPD," katanya. 

Saat ditanyai apakah SBY bertemu dengan Megawati. Syarief mengatakn jika memungkinkan kenapa tidak. Sejak 2004, selalu mau dan selalu ada rencana. "Mungkin belum ada timing," tegasnya. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : c75
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar