Home >> >>
SBY: Kompetisi Parpol dan Capres Bisa Keras
Sabtu , 26 Apr 2014, 11:55 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Wapres Boediono (kanan) menghadiri peresmian Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) Sentul di Desa Sukahati, Citereup, Kabupaten Bogor, Senin (7/4). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak agar pemilihan presiden (pilpres) mendatang dikawal bersama-sama. Terutama mencegah dari adanya potensi yang menimbulkan perpecahan. Ia juga mengajak masyarakat menjaga kebersamaan dan toleransi.

"Pilres memang bisa menghangatkan suhu politik. Kompetisi parpol dan capres bisa keras. Namun, tidak harus mengorbankan persatuan kita sebagai bangsa. Jika 2004-2009 kita bisa insya Allah 2014 ini kita juga bisa," katanya saat menghadiri Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936 di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jumat (25/6) malam.

Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, ia berharap suksesi kepemimpinan bisa berjalan damai dan bermartabat. Dengan begitu, tradisi politik yang lebih baik bisa terbangun di Indonesia.

Ia juga mengharapkan pemimpin Indonesia di masa depan bisa melanjutkan hal-hal yang sudah dicapai oleh pemerintahan sekarang atau 10 tahun terakhir. Siapa pun yang terpilih harus pula didukung.

"Kita wajib mendukung agar beliau bisa melanjutkan semua yang telah kita lakukan," katanya.

Dalam kesempatan itu pula, Presiden SBY kembali berpamitan karena masa tugasnya akan segera berakhir. Ia pun berpesan agar kemajemukan yang dimiliki Indonesia disyukuri dan tetap dijaga keutuhannya.

"Ini terakhir kalinya saya bersama istri menghadiri perayaan nyepi. Percayalah saya dan istri tetap mencintai saudara-saudara umat Hindu. Kita bersyukur dengan kemajemukan dapat hidup rukun dan bersatu," katanya.


Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Esthi Maharani
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar