Pendukung Joko Widodo (Jokowi) melakukan aksi spontan mendukung pencalonan Gubernur Jakarta itu sebagai presiden.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi petani yang sedang panen di Desa Tanjungsari, Kecamatan Cariu, Bogor, Jawa Barat, Ahad (27/4). Tiba di lokasi sekitar pukul 09.40 WIB, Jokowi disambut sejumlah warga yang memegang bendera kecil bertuliskan 'Jokowi Presiden.'
Pria yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta tersebut sempat berbincang-bincang dengan petani mengenai sawah mereka. Petani di desa ini, bisa memanen enam ton padi dari satu hektare lahan karena bibit yang dipakai adalah bibit unggul. Padahal, menurut Jokowi, di banyak tempat lain di Indonesia, rata-rata petani hanya bisa memanen empat sampai lima ton saja dari lahan satu hektare.
Kemudian, di tengah sawah, dengan latar belakang petani yang sedang panen, Jokowi mejabarkan visi-misinya di bidang ketahanan pangan. Mulanya, Jokowi menunjukkan grafik lonjakan bahan pangan impor yang terus terjadi selama lima tahun terakhir di Indonesia, mulai dari impor beras, gula, kedelai, terigu, garam, kelapa sawit, bawang, kentang, hingga buah-buahan. Dia mengatakan, impor tersebut harus mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Caranya dengan memaksimalkan produksi dalam negeri.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi telah menyiapkan enam kebijakan yang akan dia lakukan dalam bidang pertanian jika terpilih menjadi presiden nanti. Pertama, ujar dia, lahan produktif untuk pertanian dan perkebunan harus diamankan. Artinya tidak boleh dikonversi untuk kegunaan lain seperti pemukiman dan lahan tambang. "Itu harus distop," ujar Jokowi yang mengenakan pakaian khasnya, kemeja putih dan celana hitam.
Kedua, lanjut dia, petani harus mendapat pendampingan agar lahan pertanian yang terbatas bisa produktif. Petani, kata Jokowi, juga harus didampingi agar tidak menggunakan bibit dan pupuk impor. Sehingga, mereka tidak terbebani dengan biaya produksi yang mahal.
Ketiga, dia berbicara mengenai infrastruktur pertanian. Menurut Jokowi, infrastruktur pertanian mulai dari bendungan sampai saluran irigasi harus dibenahi. Sehingga, apabila musim kemarau datang, sawah tidak gagal panen karena kekeringan. Sementara kebijakan keempat, Jokowi menekankan pentingnya kualitas air yang digunakan untuk pertanian. Jangan sampai, kata dia, air yang digunakan sudah tercemar limbah.
Kemudian kebijakan kelima yaitu pasar. Jokowi menilai, pasar di Indonesia belum bisa memberikan keuntungan yang besar pada petani karena rantai perdagangan yang terlalu panjang. Selain itu, lanjut dia, teknologi pasca panen seperti pengemasan hasil panen juga belum menyentuh petani. Padahal, jika itu dilakukan, bisa menaikkan harga jual.
Yang terakhir, Jokowi mengatakan pentingnya bantuan modal untuk petani. Menurut mantan wali kota Solo tersebut, pemerintah harus membentuk bank pertanian yang bisa memberikan akses permodalan untuk petani. "Kalau itu semua dikerjakan dengan konsisten, saya yakin kita bisa swasembada pangan dalam waktu empat sampai lima tahun," ujar capres yang mendeklarasikan diri di rumah Si Pitung tersebut.