Para calon presiden dari Konvensi Partai Demokrat dan Konvensi Rakyat berfoto sebelum berdebat di Kampus Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Jumat (7/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesi pertama debat akhir calon presiden (capres) konvensi Partai Demokrat terfokus pada pembahasan ekonomi. Diawali dengan pertumbuhan ekonomi, infrastuktur, ketahanan pangan dan energi, pertanian, penurunan angka pengangguran, hingga penerapan UU Desa yang baru disahkan.
Dalam debat sesi pertama itu, 11 kandidat capres konvensi diberikan waktu sekitar dua menit untuk memaparkan visi, misi, pandangan, dan solusi tentang isu-isu dan pertanyaan yang dilontarkan panel seputar ekonomi.
Dimulai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pramono Edhie Wibowo mengatakan pertumbuhan ekonomi diangka 6 persen harus dijaga dan kalau bisa ditingkatkan. Menurutnya untuk membuat ekonomi tumbuh, bantuan yang diberikan kepada masyarakat dari pemerintah harus dikoreksi dengan memberikan kepada yang membutuhkan, bukan dibagi rata.
"Bantuan itu harus tepat sasaran, tepat apa yang diberikan, dan dilakukan tepat waktu," katanya, Ahad (27/4).
Gita Wirjawan menekankan pada akselerasi peningkatan APBN. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah meningkatkan wajib pajak yang potensinya menyentuh 65 juta orang dan korporat.
"Untuk realisasi pembayaran pajak meningkat agar APBN bisa meningkat empat kali lipat dalam periode yang lebih singkat," katanya.
Untuk isu yang sama, Dino Patti Jalal mengatakan, pada 10 tahun terakhir indonesia telah bertransformasi dan menjadi dekade terbaik sepanjang Indonesia modern. Ke depan, yang harus dilakukan adalah elevasi agar indonesia menjadi ekonomi unggul. "Jadikan Indonesia kelas menengah," katanya.
Dahlan Iskan mengatakan komitmennya untuk menjalankan janji-janji kampanye PD. Karena menurutnya, janji tersebut sesuai dengan teori ekonomi.
Sinyo Sarundayang mengatakan pertumbuhan ekonomi yang dibangun pemerintahan saat ini sudah dinikmati masyarakat dan harus dijaga oleh pemimpin berikutnya. Yang menjadi sorotannya adalah reformasi birokrasi. Ia menginginkan agar aparatur negara adalah manusia yang berkualitas hingga ke tingkat pedesaan.
Anis Baswedan pun mengatakan pertumbuhan ekonomi telah berjalan baik dan harus diteruskan dengan memastikan kualitas meningkat dan berkeadilan serta berkelanjutan.
"Jangka pendek, produktifitas nasional dengan meningkatkan sumberdaya yang belum digunakan agar bisa menciptakan ekonomi. Kedua, peningkatan kapasitas yang ada bisa ditingkatkan produktifitasnya seperti infrastruktur yang diteruskan, peningkatan kualitas manusia yang produktid, pusat pertumbuhan ekonomi yang tersebar di seluruh tanah air. Sehingga ekonomi adil dan berkelanjutan," katanya.