Home >> >>
Priyo-JK Terbanyak Diwacanakan Media Sebagai Cawapres
Ahad , 27 Apr 2014, 21:28 WIB
ROL/Fian Firatmaja
Presidium ICMI, Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua tokoh Partai Golkar beda generasi, Priyo Budi Santoso dan Jusuf Kalla, terbanyak diwacanakan media massa sebagai bakal calon wakil presiden, demikian survei lembaga kajian EmrusCorner yang diumumkan di Jakarta, Ahad (27/4).

Dalam survei yang dilakukan EmrusCorner atas frekuensi pemberitaan cawapres di 15 media massa, terdapat enam orang yang menempati frekuensi pemberitaan terbanyak yakni Jusuf Kalla yang berusia 72 tahun dengan perolehan 34 persen, Priyo Budi Santoso berusia 48 tahun dengan perolehan 26 persen.

Priyo Budi Santoso adalah Wakil Ketua DPR, Ketua DPP Partai Golkar, Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dan Ketua Umum DPP MKGR (Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong) sedangkan Jusuf Kalla merupakan mantan Wapres, mantan Ketua Umum Partai Golkar, dan hingga kini masih menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI).

Empat tokoh lainnya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang merah 18 persen, mantan Ketua DPR dan mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung mengantongi 12 persen, mantan Kepala Staf TNI AD Ryamizard Ryacudu enam persen, dan fungsionaris Partai Golkar Luhut Panjaitan empat persen.

Sementara untuk bakal calon presiden, tiga tokoh yang menempati pemberitaan terbesar adalah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang dicalonkan PDI Perjuangan sebesar 47 persen, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto 31 persen, dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie 22 persen.

Survei tersebut dilakukan terhadap pemberitaan pada 15 media massa nasional yakni Republika, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, TV One, Metro TV, Berita Satu, Kompas TV, RCTI, detik.com, merdeka.com, viva.co.id, kompas.com, dan okezone.com.

Dalam analisis EmrusCorner, Jusuf Kalla dinilai sebagai figur yang memiliki pengalaman sebagai pengusaha, ahli mengelola perdamaian, tegas dan cepat dalam mengambil keputusan, mumpuni dalam bidang ekonomi.

Namun Jusuf Kalla sudah berumur lebih dari 70 tahun dan memiliki jaringan bisnis yang dikhawatirkan akan memiliki kepentingan di pemerintahan.

Sementara Priyo Budi Santoso memiliki keunggulan sebagai tokoh muda yang sarat pengalaman sebagai politikus dan aktivis mahasiswa. Sebagai Ketua Presidium ICMI, kata Emrus, Priyo dianggap mampu menjalin komunikasi dengan sejumlah tokoh Islam lintas partai.

Priyo juga punya visi tegas tentang pemerintahan dalam negeri, pertahanan serta luar negeri.

"Sebagai tokoh muda, dari sisi komunikasi politik, ia dapat menjalin komunikasi dengan setiap golongan," kata Direktur EmrusCorner, Dr Emrus Sihombing.

Untuk sosok Mahfud MD dinilai memiliki pengalaman sebagai politisi dan birokrat serta merupakan produk reformasi yang tidak terkontaminasi dengan masa lalu.

Namun Mahfud hanya menguasai satu bidang saja yakni penegakan hukum dan tidak memiliki visi pembangunan ekonomi dan dukungan Partai Kebangkitan Bangsa belum tentu diberikan untuk Mahfud.

Dengan melihat hal ini, menurut Emrus, jika Jusuf Kalla diduetkan dengan Jokowi maka mereka diperkirakan akan mampu menerapkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Visi ekonomi akan kuat dari Jusuf Kalla sedangkan visi reformasi akan datang dari Jokowi. "Pasangan ini juga mampu mencegah disintegrasi," katanya.

Namun jika diduetkan, Jokowi dikhawatirkan akan sungkan karena Jusuf Kalla tokoh senior dan keduanya memiliki tipikal antiprotokoler serta sama-sama memiliki gaya kepemimpinan suka turun ke lapangan.

Sementara jika Prabowo menggandeng Jusuf Kalla, menurut Emrus, keduanya bisa menjadi 'matahari kembar' namun jika berjalan dengan baik keduanya akan mampu menerapkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta memiliki visi ekonomi yang kuat.

Kalau Prabowo diduetkan dengan Priyo maka pemerintahan akan kuat di bidang pertahanan, ekonomi, politik luar negeri, dan pemerintah daerah. Prabowo dan Priyo juga akan menjadi representasi perpaduan senior dan tokoh muda.

Sementara jika Jokowi diduetkan dengan Priyo maka keduanya sama-sama memiliki pengalaman dalam birokrasi dan pemerintahan.

Selain itu, Priyo bisa menjadi pelengkap Jokowi sebagai tokoh muda religius atas Jokowi yang nasionalis. "Mereka akan bisa berbagi peran mengendalikan pemerintahan," kata Emrus.

Redaktur : Fernan Rahadi
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar