Home >> >>
Ali Yahya: Kekalahan Golkar Harus Dievaluasi
Senin , 28 Apr 2014, 11:06 WIB
Antara/Rosa Panggabean
Agung Laksono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Satuan Karya Ulama (Satkar Ulama) Ali Yahya menjadi satu dari sejumlah tokoh Golkar yang mulai ramai mendorong evaluasi kepemimpinan di tubuh Partai Golkar. Isu evaluasi tersebut menyeruak, menyusul ‘kempesnya’ suara Partai Beringin pada pemilihan legeslatif lalu.

Ahad malam (27/4), Ali dan sejumlah tokoh ormas Golkar, termasuk figur-figur Satkar Ulama, menggelar pertemuan dengan Agung Laksono, Wakil Ketua DPP Partai Golkar yang santer diberitakan siap menggantikan Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketua DPP Partai Golkar.

Kendati demikian, Ali membantah pertemuan di Hotel Hyatt itu berbicara soal isu pergantian ketua umum Golkar . “Enggak, itu hanya pertemuan biasa. Enggak ada kaitannya dengan ketua umum Golkar,” Ujar Ali, dihubungi Republika, Senin (28/4).

Seperti enggan berbicara terbuka, Ali mengisyaratkan sokongannya kepada Agung dalam bahasa yang lain. Menurut dia, pertemuan malam lalu lebih fokus membicarakan evaluasi partai menyusul penurunan suara Golkar pada pileg lalu.

“Harus diperiksa (penurunan suara Golkar), apakah masalahnya di internal atau eksternal. Di internal misalnya, apakah kaderisasi yang tidak jalan, atau kiprah Golkar yang kurang di tengah masyarakat, hal-hal seperti itu yang harus dievaluasi komprehensif,” ujar Ali.

Kepada sejumlah media, Agung sendiri telah mengindikasikan kesiapannya untuk maju menjadi suksesor Ical. Menurut Agung, dia sudah mengantongi dukungan dari sejumlah ormas afiliasi Golkar, di antaranya Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Rooyong (Kosgoro), lembaga yang dia pimpin.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : c54
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar