Home >> >>
Jokowi Diminta Pertimbangkan Umur Pendampingnya
Senin , 28 Apr 2014, 20:50 WIB
ROL/Fian Firatmaja
Jokowi di Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah nama dikabarkan menjadi kandidat cawapres Jokowi. Ada mantan wapres Jusuf Kalla (JK), Mantan KSAD Ryamizard Ryacudu (RR), dan Abraham Samad (AS).

Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, menyatakan masing - masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurutnya, JK memang berpengalaman dalam bidang birokrasi, berdasarkan track record-nya yang pernah mendampingi SBY. Namun demikian, dia adalah tipe pemimpin spontan dalam mengeluarkan pernyataan. "Meski orisinal tapi kerap melahirkan polemik," kata Gun Gun, Senin (28/4).

JK , kata Gun Gun bisa sangat powerful menjalankan tugas sebagai wapres, jika tidak bisa mengerem, maka punya potensi dominan, terlebih jika berpasangan dengan Jokowi. Jika tidak hati - hati, maka bisa saja Jokowi bakal rikuh sama JK.

Ryamizard kelebihannya sangat diterima di lingkar elite PDIP terutama Mega. Namun demikian, dia kurang mampu melakukan komunikasi politik yang strategis. Komentarnya lebih menunjukkan sosok jenderal lapangan, dibanding sosok pemikir. Dia juga belum teruji konsep-konsep dan visi kebangsaannya. "Selain juga masih tanda-tanya, apakah sosoknya bisa diterima dunia usaha," ungkap Gun Gun.

Kalau Abraham, masih muda dan jika berpasangan dengan Jokowi dia cukup selaras. Punya rekam jejak sangat memadai dalam pemberantasan korupsi. Dia adalah pimpinan KPK pertama yang menetapkan pejabat setingkat menteri sebagai tersangka korupsi. Kelemahannya, dia belum teruji dalam mesin birokrasi.

Direktur Konsep Indonesia (Konsepindo) Research and Consultant, Veri Muhlis Ariefuzzaman, menilai dari sisi usia menjadi penting bagi Jokowi untuk mempertimbangkan kedekatan jarak. "Jangan sampai wapresnya terlalu tua atau juga terlalu muda, sepantaran atau lebih-lebih sedikitlah, kurang-kurang sedikit, pasti ideal," imbuh Veri.

Cawapres Jokowi, menurut Veri, jangan yang terlalu berpengalaman. Misalnya pernah jadi wapres sebelumnya, atau malah bekas presiden ditawar jadi wapres. "Kasian bangsa ini. Seperti tak ada kaderisasi," jelasnya.



Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Erdy Nasrul
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar