REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) sangat mengkhawatirkan proses rekapitulasi nasional di KPU yang berjalan sangat lambat. Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini mengatakan, sangat terbuka peluang proses penghitungan suara meleset dari jadwal.
Menurut dia, sejak penghitungan suara tingkat nasional dibuka KPU pada Senin (28/4), baru delapan provinsi yang sudah disahkan. Itupun dengan catatan belum semua dapil dihitung dan diwarnai banyak protes dari saksi parpol.
Dengan pertimbangan waktu tinggal lima hari, kata dia, KPU wajib bekejaran dengan waktu untuk menyelesaikan penghitungan suara di 25 provinsi lainnya. Dia pesimistis penyelenggara pemilu bisa menyelesaikan rekapitulasi sesuai jadwal yang ditentukan.
Kalau hal itu terjadi, bukan tidak mungkin tahapan pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang dapat ikut mundur. "Ini tantangan KPU. Kalau terus berlarut-larut dikhawatirkan prosesnya akan mengganggu tahapan pilpres," kata Titi, Kamis (1/5).
Titi mengatakan, mau tidak mau KPU wajib mempercepat kinerjanya agar penetapan pemenang Pileg 2014, tidak meleset. Sayangnya, kendala muncul lantaran beragam laporan kecurangan tidak diselesaikan di penghitungan tingkat bawah. Alhasil, proses rekapitulasi nasional tidak bisa dilakukan secara cepat disebabkan harus dilakukan evaluasi di level provinsi maupun kabupaten/kota.
"Harapannya mudah-mudahan ini yang belum direkapitulasi di nasional diperbaiki dulu agar tidak dilakukan penghitungan ulang di provinsi atau di bawahnya," kata Titi.
Kalau melihat laporan dan gelagat yang muncul, ia sepertinya tidak yakin rekapitulasi di KPU bisa berlansung mulus. Itu karena masalah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota masih terus mengemuka ketika penghitungan suara akan dilakukan di pusat.
Kendati dikejar waktu, ia ingin supaya KPU tetap menerima setiap keluhan yang disampaikan. Jangan sampai laporan kecurangan dinafikan dengan alasan sudah semakin dekat dengan deadline. Hal itu malah bisa berakibat fatal bagi KPU.
"Ini karena KPU masih memiliki tantangan menyelenggarakan pilpres. Jadi, setiap masalah yang ada sekarang dicermati dan diselesaikan dulu," saran Titi.