Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tidak kompetitif untuk bersaing dalam pemilihan presiden dan diyakini kalah oleh kompetitor lainnya.
"Dalam realitas politik, kalau memang dipaksakan menjadi capres, amat sangat sulit untuk melawan kompetitor lainnya terutama Jokowi," katanya di Jakarta, Jumat.
Menurut Emrus, elektabilitas atau tingkat keterpilihan bakal calon presiden yang juga ketua umum Partai Golkar itu rendah.
Ia menjelaskan, Aburizal Bakrie dalam teori branding baru dalam tahap dikenal (recognition) sementara Jokowi telah mencapai 'top of mind' (selalu dalam pikiran).
"Misalnya Jokowi itu seperti Aqua kalau menyebut nama produk air mineral dalam kemasan, mungkin orang membeli merek VIT atau merek lainnya, tapi nyebutnya ya Aqua," katanya.
Untuk itu, menurut dia, jika Aburizal memaksakan diri menjadi capres hanya akan menggenapi kegagalan para capres Golkar sebelumnya.
Emrus menilai sebaiknya Partai Golkar melakukan evaluasi dan membidik calon wakil presiden.
"Ini yang mungkin lebih realistis untuk diusahakan, dan menjadikan Partai Golkar tetap dalam kekuasaan dengan menawarkan menjadi cawapres," katanya.
Setelah perolehan suara Partai Golkar dalam pemilihan legislatif diperkirakan hanya sekitar 14-15 persen, jauh di bawah target yang direncanakan yakni 27 persen, sejumlah pihak di partai berlambang beringin itu menyuarakan sejumlah tuntutan evaluasi atas pencapresan Aburizal Bakrie.
Sesepuh Partai Golkar Mayor Jenderal (Purn) Suhardiman dengan tegas meminta Aburizal Bakrie untuk mundur dari kontestasi Pilpres 2014, karena yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan sejarah.