Home >> >>
Prediksi Indria Samego: Golkar Koalisi dengan Gerindra, ARB Cawapres
Selasa , 06 May 2014, 13:38 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Indria Samego, menyatakan kemungkinan besar Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) akan berkoalisi dengan partai Golongan Karya (Golkar). Pasalnya, parpol yang terang-terangan mendekati Partai Golkar hanya Partai Gerindra saja.

"Hingga saat ini, hanya Gerindra saja yang terang-terangan mendekati partai Golkar untuk berkoalisi. Tidak terlihat partai politik (parpol) lainnya mendekati partai Golkar," tutur Indria saat dihubungi Republika (6/5).

Jika keduanya benar-benar berkoalisi, ujar Indria, maka calon presiden (capres) Partai Golkar, ARB, akan menurunkan statusnya menjadi calon wakil presiden (cawapres) dan mendampingi capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Partai Golkar, papar Indria, tidak memiliki figur pemersatu sehingga capresnya, Aburizal Bakrie (ARB), hanya di atas kertas saja menjadi Ketum Partai Golkar. Apalagi petinggi-petinggi partai di sekitarnya adalah orang-orang baru yang tidak memiliki akar pendukung dan basis massa di tingkat bawah.

Selain tidak adanya figur pemersatu, lanjut Indria, Partai Golkar pasca orde baru terus-menerus mengalami "Psikologi Orang Kalah" atau "The Losers". Kita bisa lihat tampilnya Wiranto sebagai capres dari partai Golkar, pada pemilihan umum (pemilu) presiden 2004.

Secara tiba-tiba, jelas Indria, Wiranto mengalahkan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar saat itu, Akbar Tandjung. Lalu dalam pemilu 2009 Partai Golkar tiba-tiba berkoalisi dengan Partai Demokrat. Bahkan kader internalnya, Agung Laksono, secara mengejutkan menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).

Selain ketiadaan figur pemersatu dan psikologi "The Losers" yang dialami Partai Golkar, terang Indria, Partai ini secara historis selalu ingin berada di dalam birokrasi atau pemerintahan. Jadi, hampir tidak ada jiwa "pejuang" di kalangan elit-elit Partai Golkar, termasuk untuk memenangkan kompetisi politik dalam pemilu presiden 2014 ini.

"Kita bisa lihat tiga kino utama pendiri Partai Golkar yang tidak tegas sikapnya untuk mendukung ARB sebagai capres, baik Musyawarah Keluarga Gotong Royong (MKGR), Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) maupun Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)," pungkas Indria.

Redaktur : Taufik Rachman
Reporter : c57
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar