REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan calon presiden dari Partai Golkar Aburizal bakrie (Ical) untuk mengubah posisinya menjadi cawapres saja, ternyata tidak mendapat persetujuan bulat dari DPP Partai Golkar.
Dalam rapat DPP Golkar yang dilakukan Selasa (6/5) malam, Ical menyampaikan persoalan tersebut. Namun suara yang muncul dari pengurus DPP Golkar ternyata tidak bulat.
"Ada yang setuju Pak Ical menjadi capres, tapi ada pula yang meminta agar Ical tetap konsisten untuk maju sebagai capres," kata sumber Republika Online (ROL) di DPP Partai Golkar, Rabu (7/5). Alasan meminta Ical bertahan sebagai capres, lanjut dia, agar ada konsistensi sikap Ical sebagai seorang pemimpin.
Namun di luar suara tersebut, menurut sumber ini, ada pula yang secara ekstrim meminta Ical untuk mundur sebagai capres ataupun cawapres. Ical disarankan untuk menjadi king maker saja.
Isu bergesernya Ical dari target capres menjadi cawapres, muncul setelah Ical bertemu dengan capres Gerindra, Prabowo Subianto. Usai pertemuan yang dilakukan Senin siang, pada Senin malamnya Ical menyampaikan kemungkinannya menjadi cawapres Prabowo kepada pimpinan ormas dan organisasi sayap Golkat, yang dikenal dengan Hasta Karya.