Home >> >>
Rapimnas Golkar Bahas Tujuh Cawapres
Kamis , 08 May 2014, 18:46 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Selasa (29/4). (Republika/Aditya Pradana Putra )

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rapimnas VI Partai Golkar dalam waktu dekat ini perlu membahas tujuh bakal cawapres termasuk Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, kata tokoh Golkar Moch Aly Yahya.

Moch Aly Yahya yang juga Ketua Satkar Ulama, salah satu ormas otonom dalam Partai Golkar, di Jakarta, Kamis, menyebutkan selain Aburizal Bakrie, nama lain yang perlu dibahas untuk bakal cawapres adalah Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, Luhut panjaitan, Priyo Budi Santoso, Agung Laksono dan Ginandjar Kartasasmita.

Aly Yahya mengatakan Aburizal Bakrie tidak bisa seenaknya menurunkan posisi dirinya yang telah menyebut diri sebagai capres dan telah ditetapkan dalam Rapimnas Golkar beberapa tahun lalu itu bisa langsung menjadi bakal cawapres, tanpa melalui Rapimnas juga.

"Hal ini karena penetapan Aburizal Bakrie sebagai capres dilakukan melalui mekanisme Rapimnas III, Rapimnas IV, dan dideklarasikan lewat Rapimnas V. Andai beliau mau menjadi cawapres maka harus memutuskannya juga di dalam Rapimnas," kata Aly.

Aburizal Bakrie menyatakan kesediaan menjadi bakal cawapres seusai bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Prabowo di Bogor baru-baru ini.

Menurut Aly, jika bicara soal cawapres, tidak mungkin hanya Aburizal Bakrie yang ingin menjadi cawapres.

"Pastinya ada kader lain yang ingin menjadi cawapres karena ini adalah hal atau barang yang baru," katanya.

Ia menyebutkan perolehan suara Partai Golkar yang tidak mencapai syarat untuk mengusung capres sendiri memaksa harus berkoalisi dengan partai lain.

Sementara itu pengamat politik dari Universitas Nasional, Dr Firdaus Syam mengatakan baru Joko Widodo didukung PDI Perjuangan dan Partai Nasdem yang sudah memiliki "boarding pass" untuk menjadi capres karena koalisi dua partai itu telah memenuhi persyaratan, sedangkan Prabowo Subianto maupun Aburizal Bakrie belum.

Ada tekanan di internal Golkar atas belum jelasnya koalisi yang dibangun Aburizal Bakrie sehingga dia lebih melunak dan realistis, dengan akan menjadi cawapres bagi Prabowo, kata Firdaus.

"Saya kira ini satu momentum? yang penting bagi Aburizal Bakrie melihat perkembangan bahwa perlu ada langkah-langkah yang lebih cepat untuk memungkinkan koalisi ini menjadi lebih konkret dan lebih jelas antara Golkar dengan Gerindra," kata Firdaus.

Menurut dia, perlu tokoh muda yang memiliki elektabilitas, kapabilitas, popularitas?dan mempunyai kompetensi yang cukup tinggi, untuk dipilih menjadi bakal cawapres Partai Golkar.

"Kalau tokoh muda dimunculkan menjadi orang nomor dua?dari Golkar untuk berkoalisi dengan Gerindra, maka itu akan bisa memberikan sesuatu daya magnet dan suara yang lebih besar," katanya.

Redaktur : Taufik Rachman
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar