Home >> >>
PDIP: Demokrat Bisa Jadi Penentu Arah Koalisi
Sabtu , 10 May 2014, 14:01 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) berfoto bersama para peserta Konvensi Calon Presiden PD dan jajaran petinggi partai usai debat putaran final di Jakarta, Ahad (27/4). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eriko Sotarduga menilai, hasil konvensi Partai Demokrat sedang ditunggu-tunggu oleh semua partai. Sebab, partai yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut dapat menentukan arah koalisi.

"Demokrat bisa jadi penentu karena dia bisa buat poros baru. Sekarang bolanya ada di Demokrat," ujar Eriko di Manado, Sabtu (10/5).

Menurut dia, Demokrat menjadi penentu karena ia adalah partai penguasa. Terlebih, partai berlambang mercy tersebut juga telah memiliki infrastruktur pemerintahan yang kuat.

Eriko menilai, memang ada baiknya jika muncul poros baru. Sebab, pertarungan di Pilpres nanti akan lebih dinamis. Kemudian, poros ketiga ini dapat bergabung dengan partai pemenang pilpres nanti.

Namun demikian, Eriko mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika PDIP berkoalisi dengan Demokrat. Hanya saja, kata dia, syaratnya Demokrat harus mau mengalah dengan kursi cawapres saja.

Lalu, apakah Demokrat mau? Sementara mereka saat ini juga tengah dalam proses konvensi untuk mencari calon presiden sendiri.

"Kita tunggu hasil konvensi. Hubungan antar partai baru bisa dilakukan kalau hasil konvensi sudah ada," ucapnya.

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU, PDIP menduduki peringkat teratas dengan perolehan suara 18,95 persen. Sementara, Partai Demokrat mendulang suara 10,19% atau menempati posisi empat besar.

 

 

Redaktur : Hazliansyah
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar