Home >> >>
Agar Tiket Tak Hangus, Golkar Disarankan Tinggalkan Ical
Ahad , 11 May 2014, 14:06 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggunakan hak pilih di TPS 32, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/4). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di saat Prabowo Subianto dan Joko Widodo makin kencang mendapat dukungan dari partai politik, calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) masih belum menampakkan kemajuan. Bahkan kabar terakhir soal Prabowo yang akan menggandeng Ical sebagai cawapres pun musnah dibantah pihak Partai Gerindra.

Agar Partai Golkar tidak kehilangan boarding pass di Pilpres 2014, Ical disarankan untuk legowo melepas posisi capres maupun cawapres untuk digantikan kader Golkar lainnya. Direktur Eksekutif PolcoMM Heri Budianto menyarankan agar Ical berjiwa besar dalam posisi Golkar seperti sekarang.

"Sebaiknya menyerahkan dan mendukung kader Golkar lain untuk menjadi cawapres," kata Heri, dalam diskusi 'Pasca Real Count: Kemana Arah Parpol?' di Jakarta, Ahad (11/5).

Upaya koalisi Gerindra-Golkar, menurut Heri, akan pupus jika Golkar memaksakan diri untuk mengajukan Ical sebagai cawapres. "Gerindra bisa menarik diri (membatalkan, Red) jika tetap menyodorkan ARB (Ical)," ungkapnya

Persoalan belum juga ada partai yang secara resmi merapat ke Golkar untuk mengusung Ical di Pilpres 2014, telah membuat resah kader Golkar. Dalam pertemuan ormas-ormas pendiri maupun ormas sayap Golkar, atau yang dikenal dengan sebutan Hasta Karya, di Grand Hyatt juga sudah dimunculkan enam nama cawapres yang akan diusung di Rapimnas Golkar.

Tiga nama berasal dari usulan Dewan Pertimbangan Partai Golkar, yaitu Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, dan Luhut Pandjaitan. Sementara tiga nama lainnya muncul dari usulan kader, yaitu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso, dan Ginandjar Kartasasmita.


Redaktur : Joko Sadewo
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar