Home >> >>
Golkar Dinilai Sulit Cari Koalisi
Senin , 12 May 2014, 13:29 WIB
Indria Samego

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golongan Karya (Golkar) dinilai akan sangat sulit mencari rekan koalisi untuk menghadapi pemilihan umum presiden (pilpres) 2014 mendatang.  Hal tersebut lantaran elektabilitas Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar sangat rendah di mata publik.

Pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, menyatakan kemungkinan sejarah politik Partai Golkar pada 2009 akan berulang, yakni kader internal Partai Golkar akan menjadi menteri dalam pemerintahan siapa pun yang akan memenangkan pilpres 2014 mendatang. Misalnya nama Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Priyo Budi Santoso, yang disebut-sebut akan menjadi menteri.

"Sangat sulit bagi Partai Golkar untuk menemukan rekan koalisi dalam menghadapi pilpres 2014 mendatang. Bahkan, kemungkinan besar Ketum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB) ,tidak akan bisa mencalonkan diri sebagai Presiden Republik indonesia (RI) dalam pilpres 2014, karena tidak ada partai politik (parpol) yang mau diajak berkoalisi dengan Partai Golkar," tutur Indria saat dihubungi Republika, Senin (12/5) siang.

Partai Golkar, ujar Indria, dianggap gagal oleh partai politik (parpol) lainnya, termasuk kader-kader internal mereka, untuk memenuhi target perolehan suara 2014 sebesar lebih dari 20 persen. Kegagalan ini menimbulkan keraguan parpol-parpol lain untuk berkoalisi dengan Partai Golkar.

Apalagi kondisi internal partai Golkar saat ini, papar Indria, memunculkan pro dan kontra berkepanjangan terkait pencalonan ARB sebagai presiden. Namun dalam Rapimnas nanti, Partai Golkar kemungkinan besar akan menegaskan kembali dukungan terhadap ARB sebagai capres, untuk mencari rekan koalisi.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : Muhammad Ibrahim Hamdani
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar