REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo maupun Gerindra Prabowo Subianto disarankan menunggu Partai Golkar menyelenggarakan rapimnas. Untuk membentuk pemerintahan yang kuat, kedua capres ini perlu dukungan dari Partai Golkar.
Pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara, Ahmad Taufan Damanik mengatakan, meski Golkar sudah buntu dengan pencapres Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) , namun kesepakatan koalisi tak bisa ditentukan Ical saja. Dikatakannya, Golkar tetap akan memutuskan masalah ini secara kelembagaan melalui forum rapimnas.
"Yang jelas Golkar tak akan di luar atau memilih oposisi. Mereka (Prabowo maupun Jokowi) tak berminat berkoalisi dengan Ical, tapi dengan Golkar mereka berharap besar," kata Taufan, Kamis (15/5).
Parpol yang diajak komunikasi oleh Ical, menurut dia, sebaiknya tidak besar kepala lebih dulu. Komunikasi tersebut bisa saja hanya akan sebatas jadi manuver politik Ical saja. "Ya mau tak mau mereka harus sabar nunggu hasil Rapimnas," jelas dia.
Partai Golkar masih memiliki tiga opsi di Pilpres 2014. Pertama, koalisi dengan Jokowi, kedua koalisi dengan Prabowo, ketiga buat poros baru dengan Demokrat.
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menyarankan Golkar segera menggelar Rapimnas. "Golkar harus mempercepat Rapimnas agar tidak ketinggalan kereta. Tetapi yang pasti harus menentukan sikap apa ke PDIP atau Gerindra," ungkapnya.
Parpol lain yang ingin mengajak Golkar berkoalisi, kata dia, harus sabar menunggu hasil Rapimnas sebagai keputusan tertinggi setelah Kongres. Hal demikin itu diyakini akan menjadi salah satu pertimbangan Golkar bagi partai lain yang menginginkan dukungannya.
"Seharusnya Rapimnas di percepat karena laporan ke KPU terakhir tanggal 18 Mei, terkahir jam 00.00. Mempercepat Rapimnas dan kedua tokoh bisa menunngu hasil itu. Mau ke Jokowi atau Prabowo itu hak mereka," jelas dia. Golkar harus menyelamatkan tradisinya yang selalu menjadi bagian kekuasaan.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung, mengungkapkan tidak bisa terus-terusan mencapreskan Ical. "Tidak ada partai satupun yang mendekat ke Golkar, ini terlihat sudah ketutup. Saat ini ada peluang dengan Demokrat, tapi saya tidak tahu perkembangannya," jelas dia.
Akbar mengatakan Rapimnas juga akan membahas soal dorongan untuk mengusung cawapres.
Di internal Golkar tengah menggodok enam kader potensial untuk diusung sebagai cawapres, antara lain, Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Luhut Panjaitan, Ginandjar Kartasasmita, Priyo Budi Santoso, dan Agung Laksono.