Home >> >>
'Elektabilitas Tinggi Capres Tak Jamin Kapabilitas'
Jumat , 16 May 2014, 17:28 WIB
asri-anas.blogspot.com
Asri Anas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Indonesia ke depan diharapkan dapat menjawab berbagai persoalan yang dihadapi bangsa saat ini. Karenanya, masyarakat diimbau agar cerdas dalam memilih presiden dan wakil presiden pada Pemilu 9 Juli nanti.

“Jangan terpukau dengan seorang capres hanya lantaran dia kerap dicitrakan media sebagai sosok yang sederhana dan tidak mengenakan pakaian yang mahal-mahal. Tapi lihatlah seperti apa visinya untuk Indonesia ke depan,” kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Asri Anas, di Kompleks Gedung Parlemen Senayan, Jumat (16/5).

Ia berpendapat, pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) nanti hendaknya bisa mengagregasi kepentingan nasional dalam konteks ekonomi global, serta memiliki sensitivitas yang baik dengan kondisi internal bangsa. Kriteria pemimpin seperti ini menurutnya sangat dibutuhkan. Apalagi, saat ini Indonesia tidak memiliki nilai tawar di kancah internasional sekalipun punya sumber daya alam yang melimpah.

“Indonesia memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang luar biasa luasnya. Tapi sayangnya, negara ini masih saja mengimpor pangan hingga Rp 300 triliun setiap tahunnya,” ujarnya.

Karena itu, kata Asri lagi, kriteria pemimpin Indonesia ke depan juga haruslah sosok yang benar-benar disegani pihak asing dan teruji kiprahnya di taraf politik internasional. Ia pun sepakat bila ada capres yang memiliki itikad baik untuk menasionalisasi aset-aset milik bangsa.

“Masyarakat sekarang banyak yang terperdaya oleh capres yang memiliki elektabilitas tinggi lantaran pencitraan. Padahal, ini tidak akan menjawab persoalan bangsa,” tuturnya.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Ahmad Islamy Jamil
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar