REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu dimajukannya adik Ani Yudhoyono, Pramono Edhie Wibowo sebagai calon wakil presiden oleh Partai Demokrat dengan berpasangan bersama Aburizal Bakrie, langsung mengundang reaksi negatif.
Di sejumlah forum sosial di dunia maya, banyak masyarakat yang mengecam sikap Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bila benar adik iparnya jadi dimajukan sebagai cawapres.
Banyak masyarakat yang menilai, SBY mencoreng citranya sebagai negarawan bila memaksakan adik iparnya itu maju. "Sangat kecewa jika benar SBY mengusung ARB-Pramono Edhie. SBY blunder," tulis masyarakat bernama Danu Riyan di akun Twitter pribadinya.
Masyarakat pun mempertanyakan apa maksud konvensi jika Pramono yang elektabilitasnya kecil dipaksakan maju. "Kasian Dahlan Iskan, walaupun menang konvensi tetep aja SBY lebih milih besannya buat maju," tulis salah satu pengguna Twitter, Muhammad Fadhel.
Sebagian masyarakat juga mempertanyakan kekonsistenan SBY jika isu memajukan Pramono benar adanya. Dalam sejumlah kesempatan, SBY mengaku selalu realistis dan objektif dalam menentukan pilihan politik.
Namun menurut pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro pasangan Ical-Pramono tidak realistis untuk bertarung di Pilpres. Pasangan ini diprediksi hanya akan menjadi 'pengganggu' untuk menghasilkan pilpres menjadi dua putaran.
"Memang itu, kecenderungannya hanya untuk memecah suara sehingga (pilpres) menjadi dua putaran," kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro di Jakarta, Sabtu (17/5). Itu berarti, jika SBY memajukan Pramono maka akan menyebabkan ongkos politik semakin mahal.
Sebelumnya, Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan membenarkan pihaknya sedang dalam proses membentuk poros baru dengan Partai Golkar. "Ya itu benar," kata Sjarifuddin Hasan ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.