Home >> >>
Pengamat: Naikkan Elektabilitas, Prabowo-Hatta Butuh Pencitraan
Senin , 19 May 2014, 16:43 WIB
Wihdan Hidayat/Republika
Hatta Radjasa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Akademisi Universitas Lampung Dedi Hermawan menyarankan pasangan capres-cawapres yang diusung Partai Gerindra dan koalisinya, Prabowo--Hatta Rajasa, lebih memaksimalkan pembangunan opini dan pencitraan diri di media masa untuk meningkatkan elektabilitas mereka.

Menurut Dedi, di Bandarlampung, Senin, hal itu harus dilakukan karena memilih Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden tidak memberikan pengaruh signifikan dalam peningkatan elektabilitas Prabowo dalam pertarungan pemilihan presiden.
"Modal politik dan modal sosial yang mereka miliki lumayan, tapi masih kalah untuk melawan elektabilitas Jokowi-JK," kata dia, Senin (19/5).

Dedi menjelaskan, tanpa bermaksud memihak, figur Hatta Rajasa sebagai cawapres dianggap sejumlah kalangan tidak menjual dan belum memiliki sesuatu yang bisa mendorong masyarakat memilih pasangan ini. "Selain itu, sosok Hatta juga dianggap mewakili status quo yang saat ini berkuasa, sehingga pemilih yang tidak suka dengan pemerintahan sekarang, cenderung menganggap pasangan ini hanya meneruskan penguasa saat ini," kata dia.

Untuk mengatasinya, dia menyarankan, mesin partai yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta harus bekerja lebih keras dan memiliki strategi tambahan agar bisa menyalip elektabilitas pasangan lain. Apalagi, dia menambahkan, masuknya Partai Golkar seolah bisa memberi amunisi baru untuk pemenangan Prabowo-Hatta, karena partai ini terkenal solid.

Dedi menyerukan, selain bersiaga di darat, tim pemenangan Prabowo-Hatta harus banyak melakukan pencitraan di "udara", melalui media sosial dan media masa. Hal ini dilakukan untuk merebut hati "swing voters" yang selama ini belum menentukan pilihan mereka hingga saat-saat terakhir pemilihan.

"Swing voters kita selalu tinggi angkanya, bisa mencapai 30 hingga 40 persen, pasangan Prabowo-Hatta bisa merebut suara dari sana," kata dia.

Redaktur : Agung Sasongko
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar