REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tujuan Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu), Harry Tanoesoedibyo, yang berlatar belakang pengusaha masuk ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dinilai tidak jelas.
"Partai Hanura hendaknya bertanya secara baik-baik kepada Harry Tanoe, apa tujuan sebenarnya ia masuk dalam Partai Hanura," tutur pakar politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego kepada Republika, Selasa malam (20/5).
Pasalnya, ujar Indria, Harry Tanoe sudah berkeringat juga untuk mencoba mendongkrak perolehan suara Partai Hanura, meskipun gagal, dalam pemilihan umum (pemilu) legislatif 2014.
Mengenai sanksi untuk Harry Tanoe, lanjut Indria, adalah hak Ketum Partai Hanura, Wiranto, dan petinggi partai lainnya, untuk memberi sanksi.
Sebelumnya, Harry Tanoe memiliki sikap politik yang berbeda dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura. Perbedaan itu terkait kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan didukung dalam pemilu presiden 2014 mendatang.