REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG — Rakyat di akar rumput (grassroot) masih bingung membaca visi-misi dua pasang bakal calon presiden/wakil presiden, Jokowi/JK dan Prabowo/Hatta. Semuanya dinilai masih serba tidak jelas alias kabur dan diragukan mampu menyentuh kepentingan masyarakat bawah.
Itulah hasil nguping pengamat politik Teguh Yuwono dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, dari masyarakat akar rumput. Dia melihat, antara visi-misi Jokowi dan Prabowo hampir tak nampak perbedaan yang tajam. Malah, sama-sama membingungkan.
“Keduanya masih mengekspos pemikiran-pemikiran bagaimana mengelola negara Indonesia ke depan itu seperti apa baiknya,” kata Teguh, Kamis (23/5).
Bagi masyarakat di daerah, menurut Teguh, hal itu masih terlalu tinggi. "Yang sangat dinanti mereka adalah, operasional di lapangannya bagaimana?" ungkapnya.
Misalnya, lanjut eguh, soal janji Jokowi yang akan mewujudkan kedaulatan pangan dan memperkuat produk lokal dengan meniadakan impor. “Kalau nanti tidak ada impor apakah negara ini sudah dapat memenuhi sendiri? Kalau stok minim, harga melambung, dan muncul gejolak, seperti apa (mengatasinya)?”
Demikian pula dengan Prabowo yang dalam visi-misinya lantang menolak korporasi asing dan intervensi bangsa lain atas aset di bumi pertiwi ini. “Apakah kalau Prabowo menjadi presiden kelak, Freeport juga bakal tidak ada lagi di bumi Papua, atau ikon kapitalis asing lain?” ujar Teguh.
Padahal, masih kata Teguh, yang penting bagi masyarakat kelas bawah adalah operasional yang mampu mengentaskan mereka dari kesulitan ekonomi dan sosial. Artinya, visi dan misi bakal capres yang ditawarkan sebenarnya belum menjadi konsumsi masyarakat bawah. “Inilah yang saya sebut terlalu tinggi,” tegasnya.