Home >> >>
'Program Jokowi-JK di Bidang Pendidikan Usang'
Jumat , 23 May 2014, 22:56 WIB
Capres dari PDIP, Joko Widodo (kiri) bersama pasangannya cawapres Jusuf Kalla (kanan) bersiap menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (22/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan Jimmy Paat menilai visi-misi calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Jusuf Kalla di bidang pendidikan telah usang.

Misalnya saja, kata dia, Jokowi ingin menjalankan program wajib belajar 12 tahun. Program itu, kata dia, sudah dicanangkan oleh pemerintah sejak lama dan memang akan segera dijalankan. "Jadi kalau Jokowi jadi presiden, dia hanya melanjutkan," kata Jimmy.

Hal yang sama juga berlaku pada program Jokowi-JK yang hendak mengevaluasi Ujian Nasional (UN). Menurut Jimmy, wacana mengevaluasi UN sudah muncul jauh sebelum adanya pilpres, baik dari Kementerian Pendidikan sendiri, maupun dari para pengamat. Siapa pun presidennya, ucap Jimmy, evaluasi UN pasti akan dilakukan.

"Sekarang yang kita tunggu adalah keputusan capres untuk melanjutkan UN atau tidak. Kalau melanjutkan apa argumennya, kalau menghentikan juga apa argumennya," kata pengamat dari Universitas Negeri Jakarta tersebut.

Seperti diketahui, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) berkomitmen meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Caranya yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui program Indonesia Pintar dengan wajib belajar 12 tahun.

Program Indonesia Pintar yang merupakan visi-misi Jokowi-JK juga mencakup evaluasi UN. Menurut Jokowi, UN tidak harus dijadikan sebagai standar kelulusan. Tetapi diposisikan sebagai alat ukur pemetaan pendidikan di Indonesia.

Redaktur : Fernan Rahadi
Reporter : Halimatus Sa'diyah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar