Home >> >>
Pilpres 2014 Disebut Akan Hangat, Ini Alasannya
Sabtu , 24 May 2014, 23:19 WIB
Rakhmawaty La'lang/Republika
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik (tengah) didampingi sejumlah komisioner KPU dan perwakilan bakal capres- cawapres usai penyerahan hasil verifikasi bakal pasangan calon peserta pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014 di ruang sidan

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Suhu politik di Tanah Air diperkirakan bakal hangat jelang kampanye dan pilpres 2014.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Ansor Siregar mengatakan, cukup banyak faktor yang menyebabkan suhu politik di Indonesia akan menghangat.

Antara lain, karena pilpres dan wapres hanya diikuti dua pasang calon. Sehingga tidak akan terjadi dua putaran.

Dengan kondisi itu, tim pemenangan dua pasangan calon tersebut akan melakukan berbagai upaya untuk memenangkan pertarungan.

"Jadi, pemilihan presiden kali ini sifatnya head to head karena hanya dua pasang," katanya di Medan, Sabtu (24/5).

Kondisi itu, kata dia, juga akan membuat tingkat kecurigaan dari masing-masing tim pemenangan menguat.

Menurut Sohibul, indikasi bakal menghangatnya suhu politik dapat terlihat dari kunjungan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko ke markas Kopassus beberapa waktu lalu.

Dalam kegiatan yang ditayangkan salah satu stasiun televisi nasional, Moeldoko mengingatkan tentang adanya pilpres pada 9 Juli. "Berarti dalam bayangan mereka akan ada sebuah ancaman," katanya.

Namun kunjungan tersebut bukan berarti TNI akan mengerahkan Kopassus. Tetapi bagian dari antisipasi jika terjadi kondisi yang tidak mampu diatasi pihak kepolisian.

"Jika nanti berkembang situasi di luar kendali aparat biasa (Polri), dia (Kopassus) menjadi back-up. Paling tidak, dia mewanti-wanti jika nanti akan memuncak pada situasi yang kurang kondusif," kata Sohibul

Redaktur : Mansyur Faqih
Sumber : antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar