REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) menegaskan dirinya bersama Joko Widodo bukan lagi pasangan anak Sekolah Dasar yang senang berseragam. Ia menegaskan hal tersebut terkait dengan tidak adanya kostum seragam yang digunakan untuk proses pemilihan umum presiden (pilpers) Juni mendatang.
Untuk menghadapi pertarungan melawan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa, pasangan Jokowi-JK tidak secara khusus menyiapkan kostum yang seragam. Jokowi memilih menggunakan baju kotak-kotak yang digunakannya semasa kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sedangkan JK lebih memilih mengenakan kemeja putih polos.
Menurut JK, kostum kampanye yang berbeda tersebut lebih menunjukkan pihaknya telah mengedepankan semangat bhineka tunggal ika.
''Kita bukan anak SD, kalau SD harus seragam. Ini bhineka tunggal ika,'' ujar mantan wakil presiden pada periode 2004-2009 tersebut.
Menurut JK, dia memang sengaja memilih kemeja putih tanpa motif untuk kostum kampanyenya. Sebab, sejak dulu ia memang gemar mengenakan baju polos. Dengan kostum tersebut, JK ingin menegaskan bahwa dirinya sejak dulu tak berubah.
"Jadi saya tetap saya, Pak Jokowi tetap Pak Jokowi. Kalau orang mengatakan ada dua matahari, tapi satu energi," ucap Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut.
Selain kostum kampanye yang berbeda, Jokowi-JK juga memiliki tugas yang berbeda pada saat kampanye nanti. Jokowi bakal menggarap potensi suara di wilayah barat Indonesia. Sementara JK bertugas memikat pemilih di wilayah timur Indonesia.