REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan capres-cawapres dari koalisi Merah Putih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengusung visi misi Indonesia yang mandiri. Prabowo menginginkan bangsa Indonesia yang bisa berdiri di atas kaki sendiri.
Prabowo mengatakan, tengah berusaha untuk memperjuangkan nilai yang sederhana. "Nilai itu adalah kita ingin menjadi negara yang bisa memberi makan kepada rakyat kita sendiri dan tidak minta-minta kepada orang lain," kata dia saat memberi sambutan dalam acara konsolidasi nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (27/5).
Menurut Prabowo, tujuan itu bukan berarti membuat bangsa Indonesia membenci bangsa lain. Ia mengatakan, akan tetap menghormati dan menjalani persahabatan dengan bangsa lain. Namun, ia akan mengusahakan Indonesia menjadi bangsa yang terhormat pula dengan bisa mandiri.
"Apakah itu salah? Apakah tidak boleh kita swasembada pangan untuk rakyat kita sendiri? Apa tidak boleh kita jadi bangsa terhormat yang tidak minta-minta pada bangsa lain?," ujar dia.
Prabowo tidak ingin ke depan Indonesia hanya bisa mengimpor kebutuhan untuk rakyat. Ia pun enggan apabila Indonesia hanya menjadi pasar bagi barang dagangan negara luar.
Dengan keyakinan membangun bangsa yang mandiri, Prabowo menekankan, tidak ingin Indonesia didominasi oleh bangsa lain. Menurut dia, tujuan itu tidak berlebihan. Ia ingin membawa Indonesia menjadi lebih terhormat dan bisa membawa rakyatnya menjalani hidup yang lebih baik.
Salah satu usulan yang muncul adalah dengan cara melakukan nasionalisasi. Namun, Prabowo menilai usulan itu kadang malah menjadi kampanye hitam supaya orang asing ketakutan apabila dia menjadi pemimpin. Menurut Prabowo, tidak melulu untuk membangun bangsa harus mengedepankan langkah nasionalisasi.
Menurut Prabowo, banyak cara untuk mempertahankan kepentingan nasional. Ia melihat potensi dan kemauan itu untuk membawa bangsa Indonesia menjadi lebih mandiri. Ia pun ingin membangun sumber daya manusia yang berkualitas.
"Yang penting bangsa Indonesia rakyatnya nanti harus bisa hidup layak, terhormat, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa kehilangan akhlak dan keimanannya," kata dia.