Kampanye hitam. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 9 Juli nanti, berbagai informasi yang isinya menjatuhkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu kian marak beredar di media sosial. Namun, capres yang diusung Partai Gerindra beserta koalisinya, Prabowo Subianto, melarang tim suksesnya melakukan black campaign alias kampanye hitam.
"Pada Mas Bowo (Prabowo--Red) sudah menegaskan, jangan sampai kami terlibat kampanye hitam. Kalau kami difitnah, balaslah dengan kebaikan. Jadi, pesan ini sangat religius sekali," kata Direktur Kebijakan dan Program Tim Kampanye Prabowo-Hatta, Drajad Wibowo, kepada ROL, Rabu (28/5).
Ia menuturkan, tim Prabowo-Hatta memiliki komitmen yang kuat untuk menghindari isu-isu bernuansa SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Terkait adanya sejumlah tudingan miring yang dikembangkan pihak-pihak tertentu kepada pasangan Prabowo-Hatta, Drajad mengatakan timnya akan menjawab berbagai tuduhan dengan memegang prinsip-prinsip etika.
"Contohnya, ada yang menyebutkan Prabowo tidak akan melindungi kaum minoritas. Kami katakan, bagaimana mungkin Prabowo tidak akan melindungi mereka, sedangkan ibu dan saudara kandungnya sendiri adalah minoritas (Nasrani--Red)? Sudahlah lebih baik kampanye-kampanye hitam semacam ini dihentikan saja," kata Drajad.
Ia sangat sepakat bila kampanye pilpres kali ini dijadikan sebagai ajang adu visi, misi, dan program saja antarcapres/cawapres. "Jangan lagi memasuki wilayah SARA," imbuh wakil ketua umum Partai Amant Nasional (PAN) itu.