REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Slamet Effendi Yusuf menegaskan tidak terlibat sebagai tim kampanye calon presiden atau calon wakil presiden seperti yang disebutkan dalam daftar nama tim kampanye salah satu calon.
“Saya bukan tim kampanye capres manapun. Saya juga tidak pernah diminta sebagai tim kampanye capres-cawapres,” kata Slamet, Kamis (29/5).
Pernyataan ini disampaikannya berkaitan dengan pencantuman namanya sebagai salah seorang anggota dewan penasihat tim kampanye nasional Prabowo-Hatta. Pernyataan serupa juga telah disampaikan kepada ketua tim kampaye nasional Prabowo-Hatta, Mahfud MD.
Sebagai salah seorang ketua PBNU, Slamet ingin fokus di pengembangan NU. Penggagas kembalinya NU ke Khittah 1926 ini berharap, semua unsur PBNU tidak terlibat dalam aktivitas dukung-mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden. Apalagi sampai membawa bendera NU atau memakai kantor NU untuk kepentingan kampanye.
"Kita harus berpegang teguh pada khittah. Pengurus NU jangan berpihak. PBNU harus menjadi pelopor dalam hal ini. Jangan malah membuat rancu,” katanya.
Namun ia tetap mengimbau kepada warga Nahdliyin untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilpres 9 Juli mendatang dan tidak golput. “Sebagai bagian dari warga negara kita punya hak politik. Jangan sampai bingung. Pilihlah sesuai hati nurani,” jelasnya.