REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim sukses (timses) pemenangan Joko Widodo - Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menilai dukungan kalangan purnawirawan TNI/Polri bisa memberi kontribusi suara signifikan. Ini karena para purnawirawan memiliki kelebihan secara jaringan dan etos kerja. "Mereka punya jaringan, keseriusan, dan disiplin dalam bekerja," kata anggota timses Jokowi-JK, Saleh Husin saat dihubungi Republika, Jum'at (30/5).
Saleh menyatakan para purnawirawan bergabung dalam tim Jokowi-JK secara sukarela. Mereka, imbuh Saleh, merasa terpanggil memperbaiki Bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih baik. "Kami sangat yakin sebelum mereka memutuskan biasanya mereka membuat suatu analisa dan kajian yang terukur mana yang terbaik buat bangsa dan negara," ujar Saleh.
Ketua DPP Hanura ini juga yakin kehadiran purnawirawan tidak akan mempengaruhi netralitas TNI/Polri. Pasalnya mereka tidak lagi menjadi anggota aktif di institusi TNI maupun Polri.
Juru bicara pemenangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding menyatakan pihaknya tidak ingin TNI ikut campur dalam kontestasi pemilu presiden 2014. Menurut Karding TNI mesti menjadi alat negara yang netral dalam politik. "Bukan berpihak kepada masing-masing capres cawapres," ujarnya.
Karding menolak dukungan purnawirawan TNI kepada Jokowi-JK dianggap sebagai bentuk keinginan TNI kembali ke dunia politik. Menurut Karding, purnawirawan sebagai warga sipil juga memiliki hak menentukan pilihan politik.
Dukungan purnawirawan TNI terhadap Jokowi-JK menguatkan PKB keyakinan PKB bahwa Jokowi-JK adalah pasangan terbaik. Karding mengatakan idealnya dukungan dari para purnawiran yang pernah punya pengaruh di institusi TNI diberikan kepada Pak Prabowo. "Tapi ini diberikan kepada Pak Jokowi. Artinya ada sesuatu yang patut dipertanyakan dari Pak Prabowo," katanya.
Selasa (27/5) malam, 170 jendral purnawirawan TNI. Para purnawiraran TNI yang tergabung dalam Pondok Bangsa mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi. Deklarasi dilakukan di kediaman Rahmawati Soekarnoputri, Jalan Iskandarsyah II, Jakarta Selatan.