REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN-- Komunitas wartawan parlemen atau Journalist Parliament Community (JPC) Kalimatan Selatan dalam diskusi di Banjarmasin, Sabtu, memperkirakan, pasangan calon presiden Joko Widodo dan wakil presiden HM Jusuf Kalla menghadapi tantangan berat.
Tantangan berat itu, menurut komunitas wartawan parlemen tersebut, terutama di Kalsel yang terdiri 13 kabupaten/kota dan kini berpenduduk mencapai empat juta jiwa, dengan mayoritas Muslim dan terkenal agamis.
Perkiraan forum diskusi JPC Kalsel itu, berdasarkan pada kekuatan secara formalitas partai politik (parpol) pendukung dari masing-masing dua pasangan capres & cawapres, yaitu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Secara formalitas, pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK hanya mendapatka dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Sementara pasangan capres dan cawapres Prabowo-Hatta mendapat dukungan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar.
Sedangkan kekuatan pendukung kelima parpol di Kalsel yang mendukung pemenangan Prabowo-Hatta jauh lebih banyak dari parpol yang mau memenangkan pasangan Jokowi-JK, terutama bila dilihat dari perolehan anggota legislatif, baik untuk tingkat pusat maupun DPRD provinsi.
Sebagai contoh yang mendapatkan 11 jatah keanggotaan DPR-RI untuk Kalsel pada Pemilu legislatif April lalu, dari Partai Golkar tiga orang, PPP dan Gerindra masing-masing dua, dan PKS satu orang. Sisanya dari PKB dua dan PDIP satu orang.
Begitu pula pada DPRD Kalsel yang beranggotakan 55 orang itu, untuk Partai Golkar 13, PPP tujuh, Gerindra enam, PKS lima, dan PAN satu orang. Kemudian dari PDI-P delapan orang, PKB enam, NasDem tiga, dan Hanura dua orang.
Selian itu, dari Partai Demorkat yang pada Pemilu legislatif 2009 untuk DPR-RI mendapat dua orang, tapi hasil Pemilu legislatif 2014 menjadi nol. Begitu pula pada DPRD Kalsel sebelumnya mendapat sembilan atau peringkat kedua sesudah Partai Golkar, kini tinggal empat orang.
Namun semua itu tergantung pemilih serta kehebatan tim pemenangan masing-masing capres dan cawapres, apalagi dengan fenomena masyarakat sekarang yang relatif sulit diprideksi, demikian kesimpulan diskusi JPC Kalsel.