REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu kerukunan umat beragama harus mendapat perhatian khusus dari para calon pemimpin negeri ini. Lalu, apa yang akan dilakukan pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK untuk menjaga kerukunan umat beragama jika berhasil memenangkan pilpres 9 Juli mendatang.
Juru bicara tim pemenangan Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding mengatakan, pasangan capres-cawapres yang mereka usung memiliki tiga program untuk mewujudkan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Pertama, ujarnya, penguatan komunikasi dan kerjasama antar kelompok agama. Karding menilai, untuk memupuk toleransi, antar kelompok agama harus memiliki komunikasi yang baik. Salah satu caranya bisa melalui program kerjasama di bidang sosial kemanusiaan. Selain itu, ujar dia, isu-isu keagamaan juga harus didalogkan terus-menerus.
Kedua, menurut Karding, Jokowi-JK akan menanamkan pendidikan karakter manusia yang menjujung tinggi kerukunan antar umat beragama melalui jalur pendidikan. "Harus ada upaya khusus di dalam pendidikan kita dengan memberi ruang untuk berbicara inklusifisme dan pluralisme," kata Karding pada Republika, Ahad (1/6).
Ketiga, lanjut dia, sikap toleransi antar umat beragama juga harus dicontohkan oleh pemimpinnya sendiri. Seorang pemimpin, menurut Karding, harus dapat mengakomodasi dan mengayomi semua pihak.
"Problem kita adalah membangun sikap di masyarakat untuk menghargai perbedaan. Nah oleh karena itu pembangunan sikap itu bisa dilakukan lewat pendidikan dan tauladan yang baik," kata dia.
Karding menjamin, pasangan Jokowi-JK dapat mewujudkan Indonesia yang melindungi minoritas. Hal itu, menurut Karding, sudah dibuktikan oleh JK yang telah memiliki pengalaman menyelesaikan konflik SARA di Aceh dan Poso.
"Kemudian, Pak Jokowi di Jakarta juga sudah membuktikan lewat kasus Lurah Susan. Itu contoh ketegasan beliau bahwa tidak ada tempat untuk isu SARA pada kebijakan pemerintahan," ujar Karding.