Home >> >>
Ajak Memilih Nomor Dua, Jokowi Curi Start Kampanye?
Ahad , 01 Jun 2014, 17:50 WIB
antara
Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pengundian nomor urut pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), kedua capres diberikan kesempatan menyampaikan sambutan selama tiga menit. Waktu yang cukup singkat itu digunakan calon presiden Joko Widodo untuk mengajak masyarakat memilih pasangan nomor urut dua.

Capres yang diusung koalisi PDIP, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura itu mengatakan, nomor urut dua memiliki arti mendalam. Menurutnya angka 2 adalah simbol keseimbangan. 

"Ada capres, ada cawapres, ada mata kanan, ada mata kiri, ada telinga kanan, ada telinga kiri, ada tangan kanan, ada tangan kiri. Semuanya harmoni dalam sebuah keseimbangan dan untuk menuju kepada indonesia yang harmoni yang penuh keseimbangan, pililah nomor 2," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan di kantor KPU, Jakarta, Ahad (1/6).

Sebelumnya, Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, sejak ditetapkan cabagai capres dan cawapres kedua pasangan diminta untuk tidak melakukan kampanye. Karena, sesuai Peraturan KPU nomor 4 tahun 2014, kampanye baru dimulai pada 4 Juni hingga 5 Juli 2014.

"Kita menyisakan dua hari ke depan, kami berharap kedua pasangan tidak melakukan kegiatan-kegiatan kampanye. Kami harapkan untuk dapat memanfaatkan kegiatan kampanye sesuai waktu yang telah ditentukan," kata Husni.

Meski ajakan memilih yang disampaikan Jokowi setelah mendapatkan nomor urut disampaikan pada masa yang belum diperbolehkan berkampanye, KPU tidak bisa menilai.

"Memang tidak secara formal menurut aturan hukum (disebut kampanye). Sekarang mari kita tanya diri kita, apa maksud menyampaikan pada saat nomor urut kalau tidak untuk mendapatkan dukungan dan simpati, tapi biarlah itu diproses dan dilakukan pengawasan oleg Bawaslu," kata Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay.

Menurut Hadar, definisi kampanye harus memenuhi unsur-unsur yang disebutkan dalam UU Pilpres. Yakni melakukan kegiatan untuk meyakinkan pemilih untuk memilih menyampaikan visi-misi. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : ira sasmita
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar