REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres koalisi Merah Putih dinilai bersikap tidak konsisten karena berjanji melanjutkan politik ekonomi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sekjen Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) Hendrik Sirait, mengatakan Prabowo selama ini selalu menyampaikan akan menegakkan kedaulatan bangsa, karena dinilainya secara ekonomi Indonesia masih dijajah oleh asing. Pernyataan itu sering disampaikan jauh sebelum pemilu diselenggarakan.
"Selain bentuk ketidakpercayaan diri, pemaparan itu juga dapat dilihat sebagai bentuk inkonsistensi atau sikap plinplan Prabowo yang selama ini mengklaim antineolib," kata Hendrik, Selasa (1/6).
Dari hal itu, menurutnya, masyarakat sulit menerima kalau ada klaim antara Prabowo dan SBY ada kesamaan platform. "Padahal kalau dianalogikan platform Partai Demokrat dan Gerindra seperti minyak dan air, alias tidak nyambung," ungkap dia.
Jika Demokrat benar-benar berkoalisi Gerindra, lanjutnya, justru akan membalikkan tudingan kubu Prabowo, yang selama ini menyebut Jokowi sebagai capres boneka.
"Pasalnya suka enggak suka kubu Prabowo kan konteksnya menghadap kepada Demokrat untuk meyakinkan SBY bahwa program kerja mereka hanya akan meneruskan apa yg sudah dilakukan rezim SBY. Ya, berartikan secara tidak lagsung, Prabowo memposisikan dirinya sebagai bonekanya SBY," kata Hendrik.