Home >> >>
Pengamat: Kampanye Hitam Tak Bisa Dihindarkan
Selasa , 03 Jun 2014, 17:38 WIB
Adhi Wicaksono/Republika
Kampanye hitam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan kampanye hitam tidak bisa dihindarkan dalam pemilu presiden karena itu merupakan salah satu cara untuk menang.

"Kampanye serangan (hitam) harus dilakukan, yah karena saya lihat ini perang. Menang kalah saatnya sekarang, jadi kalau ada serangan yang negatif atau hitam yah kita harus lawan, jadi demikian menetralkan dan menyerang balik," kataArbi Sanit dalam diskusi "Siapa Capres/Cawapres yang paling Potensial Melakukan Kampanye Hitam?" di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pasti ada konflik adu kekuatan dari dua pasangan capres dan cawapres untuk mendapatkan peluang yang baik. "Saya mendengar ada serangan kampanye hitam untuk Jokowi, jadi mungkin banyak di antara kita masih menimbang-nimbang bagaimana menghadapi ini. Kalau saya pilihannya, namanya konflik adu kekuatan untuk mendapat peluang yang baik," kata dia.

Menurut dia, kalau ada pihak yang menyerang salah satu pasang capres dan cawapres kemudian kubu pasangan tersebut tidak melawan maka akan terbentuk dalam opini masyarakat bahwa apa yang dituduhkan itu adalah benar.

"Paling tidak kita akan digilas, jadi kampanye ada dua, yaitu kampanye pencitraan, yah itu di zaman normal, tapi khan kita di dunia ini ada itu tapi nyata-nyatanya masih ada yang buruk, itulah kampanye hitam," kata dia.

Ia mengutarakan kampanye hitam atau negatif dapat mempengaruhi pemilih apabila masyarakatnya tidak berpikir secara kritis. "Itu bisa saja kena kepada masyarakat tidak kritis dan itu bisa saja berbeda. Lalu, ada juga yang rekayasa, itu khan bisa saja direkayasa bisa saja dibelokkan," ujar dia.

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar