Pengamat: Suara Demokrat Belum Tentu ke Prabowo-Hatta
Selasa , 03 Jun 2014, 18:54 WIB
Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan orasi politik saat rapat umum Partai Demokrat di Jakarta, Kamis (3/4).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Demokrat hampir pasti akan mendukung pasangan Prabowo-Hatta dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014. Meski demikian, dukungan itu tidak serta merta menjadikan 10 persen suara Partai Demokrat dalam pileg akan beralih ke Prabowo.
Peneliti Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, secara umum efek partai tidak selalu paralel dengan dukungan pemilih di pilpres. 'Pertarungan' dalam pilpres nanti akan lebih dipengaruhi oleh figur antara kedua calon presiden yakni Jokowi dan Prabowo.
"Mulai (pilpres) 2004, 2009, dan Pilkada di berbagai daerah, masyarakat masih memilih figur," katanya saat dihubungi, Selasa (3/6).
Dia menjelaskan, suara 10 persen Partai Demokrat merupakan perolehan dari berbagai aspek. Di antaranya dari caleg di masing-masing daerah. Masyarakat memilih caleg tertentu bukan berarti memilih partai secara loyal. Tetapi lebih pada kedekatan emosional dengan caleg yang bersangkutan.
Dalam pilpres, kata dia, masyarakat akan lebih independen dalam memilih calon pemimpinnya. Independensi pemilih inilah yang membuat masyarakat tidak serta merta ikut memilih capres sesuai dengan partai yang mereka pilih waktu pileg. Meskipun partai itu mendukung salah satu capres tertentu.
Hal itu terbukti pada pilpres 2004. Pasangan Megawati-Hasyim Muzadi yang didukung partai koalisi lebih dari 50 persen gagal memenangkan kontestasi. Pasangan SBY-JK yang hanya didukung 19 persen koalisi partai politik justru memenangkan head to head.
Redaktur |
: |
Bilal Ramadhan |
Reporter |
: |
c30 |