Home >> >>
AS Tutup Pangkalan Udara di Kyrgyzstan
Rabu , 04 Jun 2014, 13:29 WIB
AP
Pangkalan militer AS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK-- Amerika Serikat menutup pangkalan angkatan udara di Kyrgyzstan, Selasa. Pangkalan udara tersebut merupakan pusat transit utama bagi pasukan akan berangkat ke Afghanistan. AS terpaksa menutup Manas Transit Centre yang terletak di utara Kyrgyzstan setelah menolak untuk memperpanjang sewa tahun lalu.

Para pejabat AS memberikan otoritas Kyrgyz satu set kunci kayu sebagai simbol penyerahan markas. Dubes AS untuk Kyrgyzstan Pamela Spratlen mengatakan semua personil militer akan meninggalkan markas dalam satu pekan.

Komandan John Millard mengatkan sekitar 5,5 juta tentara koalisi pernah transit di pangkalang tersebut sejak didirikan pada akhir 2001. AS menyewa pangkalan militer yang berada di bandara sipil utama itu sebesar 60 juta dolar AS pertahun.

Namun, banyak penduduk setempat yang sudah jengkel dengan kehadiran militer asing di wilayahnya. AS kini memindahkan pusat transit utama ke Rumania. Rusia mempertahankan pangkalan angkatan udaranya di Kyrgyzstan untuk menancapkan pengaruhnya di Asia tengah.

Kyrgyzstan selama bertahun-tahun menggunakan pangkalan udara Manas sebagai nilai tawar untuk mendapatkan bantuan dari Rusia dan Amerika Serikat. "Kami bahkan tidak punya pilihan. Rusia adalah mitra yang kami warisi berdasarkan sejarah kita," kata analis politik Kyrgyz Jengis Shamshiyev, speerti dilansir AFP, Rabu (4/6).

Tapi analis politik lain Mark Sariyev mengatakan penutupan pangkalan itu tidak berarti AS akan meninggalkan negara itu untuk selamanya. Dia berpendapat kemungkinan Kyrgyzstan bisa menawarkan pangkalan lain yang berada di selatan.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Kyrgyzstan Asanbek Alymkozhoyev mengatakan kepada wartawan pangkalan yang ditutup itu akan menjadi pangkalan militer bagi Garda Nasional. Pihak berwenang sedang mencari investor untuk membantu mengubah bandara menjadi pusat transportasi dan logistik modern. Dua perusahaan Rusia dan Cina telah menyatakan minatnya.

Perusahaan raksasa minyak negara Rusia mengatakan pada Februari pihaknya telah menandatangani perjanjian awal yang memungkinkannya membeli setidaknya 51 persen bandara Manas. Rosneft mengatakan proyek itu bisa menghabiskan hingga satu miliar dolar AS.

Redaktur : Bilal Ramadhan
Reporter : Ani Nursalikah
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar