REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas calon presiden Joko Widodo disebut tidak bertambah usai pencapresan. Pengamat menilai, hal tersebut disebabkan Jokowi mengabaikan amanah untuk mengurus Jakarta selama lima tahun.
Padahal, Jokowi pernah berjanji akan mengurus Jakarta lima tahun dan tidak memikirkan usulan menjadi capres. "Ternyata kini jadi capres. Tentu publik sangat kecewa," jelas Pengamat Politik Konsep Indonesia (Konsepindo) Research and Consulting, Budiman, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (5/6).
Hal inilah yang dinilainya menjadi penyebab tidak bertambahnya elektabilitas Jokowi secara signifikan. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, eletaktabilitas pasangan Jokowi-JK di wilayah Provinsi DKI Jakarta dikalahkan Prabowo-Hatta. Salah satu faktor kekalahan itu adalah besarnya kekecewaan masyarakat terhadap Jokowi yang berjanji benahi Ibu Kota selama lima tahun.
Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, mayoritas warga Jakarta yang memilih Jokowi saat Pilgub 2012 lalu merasa kecewa. Mereka menilai Jokowi telah mengkhianti janjinya untuk memimpin Jakarta selama lima tahun kepemimpinan. “Warga menjadi kecewa dengan pemberitaan Jokowi yang berjanji membenahi Jakarta,” katanya.
Hasil survei LSI seolah membenarkan prediksi beberapa tokoh yang menyebut warga DKI bakal kecewa berat dengan Jokowi. Sebut saja Ratna Sarumpaet, Ketua Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI).
Ratna yang merupakan mantan Tim Sukses Jokowi saat Pilgub DKI mengatakan, warga DKI akan kehilangan kepercayaan ketika Jokowi ujug-ujug dicalonkan sebagai presiden oleh PDIP. “Jangan salahkan kalau kontan kehilangan kepercayaan dan kebanggaanku,” kata Ratna.