REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indonesia Indicator (I2) menyebutkan kampanye hitam melalui media sosial (twitter) terhadap calon presiden Joko Widodo atau Jokowi lebih tinggi dibanding Prabowo Subianto.
"Jenis serangan terhadap Jokowi lebih beragam dibandingkan Prabowo yang relatif terbatas," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang melalui keterangan tertulis di Jakarta Kamis.
Rustika mengatakan, I2 mengambil data melalui twitter berkaitan dengan dugaan kampanye hitam terhadap kandidat capres mulai 1 Januari hingga 4 Juni 2014. Rustika menuturkan jumlah serangan pada Jokowi terdapat 148.133 informasi dengan 12 isu negatif melalui twitter.
Sedangkan capres Prabowo mendapatkan 12.090 informasi negatif dengan enam isu melalui twitter.
Isu tertinggi yang menyerang Jokowi yakni kasus pengadaan busway Transjakarta yang berkarat mencapai 51 persen. Selain itu, Jokowi juga diserang isu masalah menganut Tionghoa dan Jokowi pencitraan sebesar delapan persen.
Hasil penelitian juga menunjukkan capres Prabowo mendapatkan serangan kampanye hitam dengan isu masalah penculikan sekitar enam persen dan ibu negara dua persen.