Home >> >>
Belum Ada Pasangan Capres-Cawapres Bicarakan Isu Perempuan dan Anak
Sabtu , 07 Jun 2014, 21:46 WIB
Anggota komisioner KPU, Arief Budiman menunjukkan contoh desain kertas suara yang telah disetujui dan ditandatangani oleh dua tim pasangan capres dan cawapres di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (6/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bangsa Indonesia khususnya para perempuan warga Aisyiyah dalam memilih pemimpin harus mengingatkan kembali apa fungsi  ulil Amri (pemimpin yang membawa perubahan yang lebih baik). Di samping itu program  yang akan dilakukan calon presiden  harus dikaji dan diteliti apa yang akan dilakukan.

Sampai saat ini kedua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) t ak ada yang bicara perempuan dan anak. Padahal jumlah perempuan ada 50  persen lebih dan 75 persen merupakan urusan perempuan, kata Pengamat Politik Chusnul Mar'yah pada acara Forum Tanwir II Aisyiyah di Stikes Aisyiyah Surakarta, Sabtu  petang (7/6).

Kalau perlu Aisyiyah menyiapkan kebijakan yang penting apa saja dan disampaikan kepada calon presiden dan calon wakil presiden. ''Dan, sampaikan kepada capres-cawapres yang paling mudah,''saran Dosen Universitas Indonesia ini.

Lebih lanjut Chusnun yang juga Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah mengatakan tugas utama pemimpin negara adalah menyejahterakan dan membahagiakan rakyatnya. ''Apakah saat ini warga negara Indonesia sudah sejahtera dan merasa bahagia,''tanya dia sambil tersenyum.

Di hadapan seluruh peserta Tanwir  II Aisyiyah yang memenuhi ruangan pertemuan  Chusnun  mengungkapkan sekarang jumlah perempuan yang terpilih menjadi anggota DPR berkurang menjadi 14 persen dari periode tahun sebelumnya (pemilu 2009) yang mencapai 18 persen dari seluruh jumlah pemilih.

Menurut dia, dengan sedikitnya perempuan yang menjadi anggota DPR akan berdampak pada minimnya kebijakan  yang  berpihak pada perempuan dan bahkan bisa jadi isu perempuan tiidak pernah dibahas.

Dia mengakui besarnya hambatan perempuan untuk masuk  ke dunia politik karena adanya liberalisasi politik  uang.  ''Namun perempuan jangan apatis untuk melakukan DUIT (Doa, Usaha, Istiqomah, dan Tawakal),''sarannya. .

Sementara itu Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan untuk ke depan Aisyiyah harus menytiapkan SDM yang akan berjuang melalui parpol . Mereka perlu dapatkan perhatian.

 ''Anggota Aisyiyah  yang memiliki kemampuan dan orientasi untuk ke sana (red. parpol) perlu didukung dalam memperjuangkan ke sana dan dalam rangka meperjuangan Aisyiyah  dan Muhammadiyah.  Bila ingin ke parpol silahkan dengan membawa misi persyarikatan dan tidak bisa merangkap,''saran dia. 

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : neni ridarineni
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar