REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut satu Hatta Rajasa mengatakan ancaman bom di markas pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Rumah Polonia, kawasan Otista, Jakarta Timur, merusak iklim demokrasi Indonesia.
"Ancaman teror itu gak baik bagi demokrasi kita dan membuat masyarakat ketakutan untuk datang memberikan deklarasi dukungan terhadap Prabowo-Hatta," ujarnya usai menghadiri silaturahim Ribuan Alumni ITB Sayang Bang Hatta di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Ahad (8/6).
Menurut dia, setiap hari ratusan orang dari berbagai komunitas hilir mudik ke Rumah Polonia untuk mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo-Hatta.
"Orang yang meneror, motivasinya agar membuat orang ketakutan dan kita tahu di Polonia itu komunitas masyarakat deklarasi pagi sampai malam," kata dia.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut satu Hatta Rajasa meminta semua pihak menghentikan pengembangan isu bintara pembina desa (babinsa) yang diduga tidak netral karena Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah bertranformasi menjadi profesional sejak reformasi.
"Sepanjang sejarah sejak reformasi yang dilakukan TNI kita diakui dunia sangat profesional, politiknya tegak lurus, yaitu ke rakyat, Jangan biarkan mencoba menarik ke kiri dan kanan. Jadi jangan kembangkan isu babinsa lagi," ujar Hatta Rajasa.
Dirinya prihatin kalau isu babinsa tersebut terus dikembangkan karena TNI sudah melakukan reformasi secara besar-besaran sejak zaman reformasi.
"Kasihan TNI kita yang sudah mentransformasi menjadi profesional sejak reformasi," ujar dia.
Daripada melakukan kampanye negatif, lanjutnya, pihaknya lebih mengembangkan politik santun yaitu dengan mengadu konsep maupun program bagaimana mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bagaimana menjadikan negeri ini menjadi Macan Asia.
Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Untuk itu dalam silaturahim alumni ITB Sayang Bang Hatta ini mendeklarasikan dukungan penuh kepada Hatta Rajasa sebagai Cawapres Indonesia periode 2014-2019.
"Alumni ITB dan masyarakat lain akan memberikan dukungan moral dan ide kapada pasangan Prabowo-Hatta," ujar dia.
Ia mengatakan pasangan Prabowo-Hatta menawarkan konsep ekonomi kerakyatan, sosial budaya yang lengkap.
"Pasangan tersebut yang berani mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2014 sampai 2019 itu tumbuh lebih dari sembilan persen," kata dia.
Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.