REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Golkar, Setya Novanto mengkritik ide Jokowi soal politik anggaran dan wacana pemotongan anggaran daerah. Menurutnya ide Jokowi bertentangan dengan semangat otonomi daerah dan mengembalikan sentralisme pemerintah pusat terhadap daerah.
"Kita harus hati-hati. Paparan Jokowi itu sentralistik dan tidak sesuai semangat otonomi daerah," kata Setya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (11/6).
Bendahara Umum DPP Partai Golkar ini menilai ide Jokowi tidak sesuai dengan realitas sosial politik tanah air saat ini. Menurutnya daerah sangat membutuhkan dukungan anggaran dari pusat untuk melakukan pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Dan lagi, imbuh Novanto, mekanisme pengalihan kekuasaan juga telah dilakukan sejalan aturan undang-undang.
Sejalan dengan semangat otonomi seorang presiden harus berinisiatif meminta masukan dari bupati, walikota dan gubernur soal pembangunan di setiap daerah. Novanto berharap Jokowi dan Jusuf Kalla lebih arif menyampaikan pendapat.
Dalam debat capres-cawapres sesi pertama Jokowi mengungkapkan strategi politik anggaran untuk menciptakan sinergi pusat daerah.
"Kenapa daerah tidak mengikuti pusat? Sebenarnya, bisa membuat daerah mengikuti (pusat) dengan cara politik anggaran. Ada reward and punishment. Bisa DAK (dana alokasi khusus) dipotong atau dikurangi, ini bisa membuat daerah ketakutan," ujar Jokowi.